Kampung Sehat,
Kampung Hijau.
“Kampung Hijau” merupakan istilah baru untuk memahami kampung yang berada di kota-kota di Indonesia sebagai pusat motivasi dan inspirasi tindakan ekologis. Kampung Hijau, Kampung Sehat, Kampung Sehat, Kampung Hijau.
“Kampung Hijau” merupakan istilah baru untuk memahami kampung yang berada di kota-kota di Indonesia sebagai pusat motivasi dan inspirasi tindakan ekologis. Kampung Hijau, Kampung Sehat, Kampung Sehat, Kampung Hijau.
Kampung Hijau |
Tatanan hidup yang kuat menjadikan orang-orang kota yang
hidup di kampung-kampung tidak memiliki pilihan lain kecuali hidup apa adanya. Dapat
Anda perhatikan rumah yang berdempet,
tidak punya halaman, tidak punya dapur, tidak punya lokasi jemuran, air got di
depan atau di belakang rumah yang mengalir begitu saja, atau bahkan tak
mengalir sedikitpun. Ditambah banyaknya jiwa yang hidup di rumah itu sungguh
menjadikan mereka hidup pada keadaan kualitas rumah atau kampung yang tidak
hijau dan tidak sehat.
Dari keadaan kampung yang tidak hijau dan tidak sehat
itulah ide “Kampung Hijau” ini lahir. Yang dipelopori langsung oleh K.R.A.Y.
Sidi Omda Miftahulluthfi Muhammad bin Zainuddin bin Ali Basyah al-Ya’quby
al-Mutawakkiliy ath-Thibby (Omda Luthfi, red) selaku pengasuh PeNUS (Pesantren
Nusantara) MTI al-Ibadah al-Islami atau yang populer disebut Ma’had Tee-Bee
Indonesia (MTI). Maka dengan menyebut nama Allah, pada tanggal 11-14 Juli 2012
program “Kampung Hijau” dicanangkan di Kampung Tambak Bening II, dimana PeNUS
MTI al-Ibadah al-Islami berada.
Taman PeNUS MTI |
PeNUS MTI dari arah timur |
Seperti diketahui selama ini PeNUS MTI yang tidak
berafiliasi dengan lembaga ormas dan parpol apapun membuat warga selalu
mendukung setiap ide yang diluncurkan oleh PeNUS MTI. Disamping PeNUS MTI juga
tidak pernah membebani apapun kepada warga kampung. Maka, dengan gotong royong
semua warga akhirnya “Kampung Hijau” yang asri mampu terwujud hanya dalam waktu
10 hari.
gotong royong warga dan para Dai dan Daiyah lingkungan hidup PeNUS MTI |
terlalu bersemangat, anak kecil ini berusaha mendorong gerobak yang ada sampah dari got |
Terasa Manfaatnya
Manfaatnya pun kini mampu dirasakan. Siapapun yang melihat
atau berada di “Kampung Hijau” selalu mengatakan, “Asri ya sekarang kampungnya.”
Kampung Tambak Bening RT 02 RW VII, Kelurahan Tambak Rejo, Kecamatan Simokerto,
Surabaya Pusat; dalam waktu 10 hari berubah menjadi “Kampung Hijau”. Yaitu
antara 11-21 Juli 2012.semuanya berubah dan berbenah, kesadaran ekologis warga
kampung diungkit oleh Omda Luthfi dengan
diawali mengecat jalan Gang II Kampung Tambak Bening.
rumah warga yang serba hijau |
Kini banyak rumah warga yang ber-cat hijau, dan banyak
bunga-bunga di depan rumah. Jalan Tambak Raga dibuat rindang, ditambah
ditempatkannya dua tong komposter guna menampung sampah dapur warga.
dua tong komposter sebagai pengurai sampah basah |
Meski belum semua warga sadar membuang sampah dapurnya ke
tong komposter yang disediakan, setidaknya sebagian warga yang “Ramah Lingkungan” sudah mulai membuang
sampah dapurnya ke tong komposter.
Mengubah Kampung Tambak Bening menjadi “Kampung Hijau” murni
kesadaran, bukan karena mau ikut lomba. Sudah menjadi keumuman di Indonesia
bahwa kampung berbanah karena mau ikut lomba, atau mau 17 Agustus.
Kampung Yang Menginspirasi
Keberadaan “Kampung Hijau” menginspirasi para tamu,
jamaah, santri dan murid PeNUS MTI. Mereka berlomba membuat kampungnnya menjadi
hijau. Gayung bersambut. Kecepatan mobilisasi informasi dan hilir-mudiknya para
jama’ah, murid, santri, kolega, kerabat, dan para tamu, “Kampung Hijau” Kampung
Tambak Bening menginspirasi mereka semua sehingga dalam waktu singkat “Kampung
Hijau” menjadi masterplan yang diduplikat oleh kampung-kampung lain.
Peserta Dai dan Daiyah yang lagi menikmati indahnya tanaman hijau |
salah satu Santi PeNUS MTI yang lagi menyirami tanaman-tanaman |
Genap setahun usia “Kampung Hijau” ibu walikota Surabaya
mengapresiasi “Kampung Hijau” dengan membuat dua selokan di tepi kanan-kiri
jalan Tambak Raga yang sering kali banjir bila musim hujan tiba. Memang pembangunan
selokan tersebut harus mengorbankan banyak pepohonan rindang dan pertamanan
yang sudah asri. Namun, apabila selokan sudah jadi dalam waktu dekat juga akan
ditanami kembali dan dibuat pertamanan lagi yang lebih baik nan asri,
Insyaallah.
Seperti diketahui, dikatakan “Kampung Hijau” sebab
memiliki indikator sebagai berikut:
- 1. Tidak banjir setiap musim hujan datang.
- 2. Rimbun pepohonan dengan koordinasi: pohon teduh, pohon berbuah, pohon obat dan bunga-bungaan.
- 3. Selokan bersih dari jentik nyamuk dan limbah kimia yang membahayakan bagi umat manusia dan hewan, disamping dapat merusak lingkungan hidup.
- 4. Terdapat komposter.
- 5. Bebas narkoba.
- 6. Terdapat bang sampah.
- 7. Rukun, ramah, dan rajin bekerja.
Ketuju indikator tersebut harus dijaga di “Kampung Hijau”,
disamping harus terus-menerus ditingkatkan
sehingga “Kampung Hijau” benar-benar
menjadi dinamika kampung sehat, guna membentuk masyarakat yang sehat.
“Kampung Hijau” yang merupakan Kampung Sehat juga
mempunyai Lima pilar kampung sehat program Green and Clean diantaranya:
- 1. Ekonomi.
- 2. Komunikasi, IT (Information tecnologi).
- 3. Lingkungan.
- 4. Nutrisi. Program perbaikan dan penaikan kualitas gizi masyarakat.
- 5. Sanitasi. Edukasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
waah, inspiratif banget artikelnya, perlu ditiru kampung kampung lain, terutama di jakarta, biar rada adem
ReplyDeletemonggo mampir http://tipstrikharian.blogspot.com/2013/11/review-asus-fonepad.html
hm.....
ReplyDeletesilahkan dishare jg.....
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.