Breaking News
Loading...
Sunday, November 10, 2013

Kampung Sehat, Kampung Hijau

7:35 AM
Kampung Sehat, Kampung Hijau.

“Kampung Hijau” merupakan istilah baru untuk memahami kampung yang berada di kota-kota  di Indonesia sebagai pusat motivasi dan inspirasi tindakan ekologis. Kampung Hijau, Kampung Sehat, Kampung Sehat, Kampung Hijau.

Kampung Hijau

Tatanan hidup yang kuat menjadikan orang-orang kota yang hidup di kampung-kampung tidak memiliki pilihan lain kecuali hidup apa adanya. Dapat Anda perhatikan  rumah yang berdempet, tidak punya halaman, tidak punya dapur, tidak punya lokasi jemuran, air got di depan atau di belakang rumah yang mengalir begitu saja, atau bahkan tak mengalir sedikitpun. Ditambah banyaknya jiwa yang hidup di rumah itu sungguh menjadikan mereka hidup pada keadaan kualitas rumah atau kampung yang tidak hijau dan tidak sehat.
Dari keadaan kampung yang tidak hijau dan tidak sehat itulah ide “Kampung Hijau” ini lahir. Yang dipelopori langsung oleh K.R.A.Y. Sidi Omda Miftahulluthfi Muhammad bin Zainuddin bin Ali Basyah al-Ya’quby al-Mutawakkiliy ath-Thibby (Omda Luthfi, red) selaku pengasuh PeNUS (Pesantren Nusantara) MTI al-Ibadah al-Islami atau yang populer disebut Ma’had Tee-Bee Indonesia (MTI). Maka dengan menyebut nama Allah, pada tanggal 11-14 Juli 2012 program “Kampung Hijau” dicanangkan di Kampung Tambak Bening II, dimana PeNUS MTI al-Ibadah al-Islami berada.
Taman PeNUS MTI

PeNUS MTI dari arah timur

Seperti diketahui selama ini PeNUS MTI yang tidak berafiliasi dengan lembaga ormas dan parpol apapun membuat warga selalu mendukung setiap ide yang diluncurkan oleh PeNUS MTI. Disamping PeNUS MTI juga tidak pernah membebani apapun kepada warga kampung. Maka, dengan gotong royong semua warga akhirnya “Kampung Hijau” yang asri mampu terwujud hanya dalam waktu 10 hari.
gotong royong warga dan para Dai dan Daiyah
lingkungan hidup PeNUS MTI
terlalu bersemangat,
anak kecil ini berusaha mendorong gerobak
yang ada sampah dari got

Terasa Manfaatnya
Manfaatnya pun kini mampu dirasakan. Siapapun yang melihat atau berada di “Kampung Hijau” selalu mengatakan, “Asri ya sekarang kampungnya.” Kampung Tambak Bening RT 02 RW VII, Kelurahan Tambak Rejo, Kecamatan Simokerto, Surabaya Pusat; dalam waktu 10 hari berubah menjadi “Kampung Hijau”. Yaitu antara 11-21 Juli 2012.semuanya berubah dan berbenah, kesadaran ekologis warga kampung diungkit oleh Omda  Luthfi dengan diawali mengecat jalan Gang II Kampung Tambak Bening.
rumah warga yang serba hijau

Kini banyak rumah warga yang ber-cat hijau, dan banyak bunga-bunga di depan rumah. Jalan Tambak Raga dibuat rindang, ditambah ditempatkannya dua tong komposter guna menampung sampah dapur warga.
dua tong komposter sebagai pengurai sampah basah


Meski belum semua warga sadar membuang sampah dapurnya ke tong komposter yang disediakan, setidaknya sebagian warga  yang “Ramah Lingkungan” sudah mulai membuang sampah dapurnya ke tong komposter.
Mengubah Kampung Tambak Bening menjadi “Kampung Hijau” murni kesadaran, bukan karena mau ikut lomba. Sudah menjadi keumuman di Indonesia bahwa kampung berbanah karena mau ikut lomba, atau mau 17 Agustus.
Kampung Yang Menginspirasi
Keberadaan “Kampung Hijau” menginspirasi para tamu, jamaah, santri dan murid PeNUS MTI. Mereka berlomba membuat kampungnnya menjadi hijau. Gayung bersambut. Kecepatan mobilisasi informasi dan hilir-mudiknya para jama’ah, murid, santri, kolega, kerabat, dan para tamu, “Kampung Hijau” Kampung Tambak Bening menginspirasi mereka semua sehingga dalam waktu singkat “Kampung Hijau” menjadi masterplan yang diduplikat oleh kampung-kampung lain.
Peserta Dai dan Daiyah yang lagi menikmati
indahnya tanaman hijau
salah satu Santi PeNUS MTI
yang lagi menyirami tanaman-tanaman

Genap setahun usia “Kampung Hijau” ibu walikota Surabaya mengapresiasi “Kampung Hijau” dengan membuat dua selokan di tepi kanan-kiri jalan Tambak Raga yang sering kali banjir bila musim hujan tiba. Memang pembangunan selokan tersebut harus mengorbankan banyak pepohonan rindang dan pertamanan yang sudah asri. Namun, apabila selokan sudah jadi dalam waktu dekat juga akan ditanami kembali dan dibuat pertamanan lagi yang lebih baik nan asri, Insyaallah.
Seperti diketahui, dikatakan “Kampung Hijau” sebab memiliki indikator sebagai berikut:

  1. 1.       Tidak banjir setiap musim hujan datang.
  2. 2.       Rimbun pepohonan dengan koordinasi: pohon teduh, pohon berbuah, pohon obat dan bunga-bungaan.
  3. 3.       Selokan bersih dari jentik nyamuk dan limbah kimia yang membahayakan bagi umat manusia dan hewan, disamping dapat merusak lingkungan hidup.
  4. 4.       Terdapat komposter.
  5. 5.       Bebas narkoba.
  6. 6.       Terdapat bang sampah.
  7. 7.       Rukun, ramah, dan rajin bekerja.
Ketuju indikator tersebut harus dijaga di “Kampung Hijau”, disamping harus terus-menerus  ditingkatkan sehingga “Kampung  Hijau” benar-benar menjadi dinamika kampung sehat, guna membentuk masyarakat yang sehat.
“Kampung Hijau” yang merupakan Kampung Sehat juga mempunyai Lima pilar kampung sehat program Green and Clean diantaranya:

  1. 1.       Ekonomi.
  2. 2.       Komunikasi, IT (Information tecnologi).
  3. 3.       Lingkungan.
  4. 4.       Nutrisi. Program perbaikan dan penaikan kualitas gizi masyarakat.
  5. 5.       Sanitasi. Edukasi untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).





2 komentar:

  1. waah, inspiratif banget artikelnya, perlu ditiru kampung kampung lain, terutama di jakarta, biar rada adem :D
    monggo mampir http://tipstrikharian.blogspot.com/2013/11/review-asus-fonepad.html

    ReplyDelete
  2. hm.....
    silahkan dishare jg.....

    ReplyDelete

 
Toggle Footer