Setiap
kebaikan (bernilai) shodaqoh
كُلُّ
مَعْرُوفٍ صَدَقَةٌ ، وَالدَّالُّ عَلَى الْخَيْرِ كَفَاعِلِهِ ، وَاللَّهُ
يُحِبُّ إِغَاثَةَ اللَّهْفَانِ
“Setiap perkara
yang baik itu (punya nilai) shodaqoh, dan orang yang menunjukkan atas kebaikan
itu (pahalanya) seperti orang yang mengerjakannya. Dan Alloh swt. itu suka
menolong orang yang bersedih hati.”
كُلُّ
مَعْرُوفٍ صَدَقَةٌ
Setiap perkara
yang baik itu (punya nilai) shodaqoh,
Pemahaman hadits:
مَعْرُوفٍ (ma’rûfin)
isim maf’ul dari fi’il madli عرف (‘Arofa). مَعْرُوفٍ (ma’rûfin)
artinya kebajikan atau kebaikan. كُلُّ مَعْرُوفٍ (Kullu Ma’rûfin)artinya setiap kebajikan atau
kebaikan, semua hal baik dalam bentuk apapun tanpa ada batasan apapun.
صَدَقَةٌ (Shodaqotun)
asal katanya صَدَقَ (Shodaqo)
yang artinya benar atau membenarkan sesuatu. Sedangkan menurut istilah syara’ Shodaqoh
adalah suatu pemberian yang diberikan oleh seorang muslim kepada orang lain
secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Juga
berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang sebagai kebajikan yang
mengharap ridho Allah SWT dan pahala semata.
Risalah luthfiah:
Hadits di atas menunjukkan bahwa shodaqoh
tidak terbatas pada apa yang dikeluarkan seseorang berupa harta. Bahkan setiap
kebaikan yang dilakukan manusia dengan niat baik tergolong shodaqoh, yang
diganjar pahala oleh Alloh Ta’ala. Maka setiap yang mampu berbuat baik
terhitung sebagai orang yang ber shodaqoh, baik kaya maupun miskin.
Dikisahkan
bahwa sebagian sahabat pernah menceritakan kepada Rosululloh tentang
keutamaan para sahabat lainnya yang selain mereka beribadah, mereka juga mampu
bershodaqoh dengan kelebihan hartanya. Lalu,
Rosululloh memberikan solusi (agar mereka semangat untuk saling berlomba
dalam kebaikan) dengan menyebutkan beberapa perkara kebaikan sambil menyatakan
bahwa kebaikan tersebut termasuk shodaqoh.
Karena itu,
ketika Imam An-Nawawi dalam kitabnya Sohih Muslim bi Syarhi
An-Nawawi mensyarah hadits di atas (“Kullu ma’rûfin shodaqah”)
beliau mengisyaratkan bahwa shodaqoh di sini
memiliki arti majazi (kiasan/metaforis), bukan arti yang hakiki (arti
asal/sebenarnya). Menurut beliau, segala perbuatan baik dihitung sebagai shodaqoh, karena disamakan dengan shodaqoh (berupa harta) dari segi pahalanya (min
haitsu tsawab).
Misalnya,
mencegah diri dari perbuatan dosa disebut shodaqoh, karena perbuatan ini berpahala sebagaimana
halnya shodaqoh. Amar ma’ruf nahi munkar disebut
shodaqoh, karena aktivitas ini berpahala
seperti halnya shodaqoh. Bahkan
semua bentuk perbuatan baik bernilai shodaqoh.
Shodaqoh
merupakan amal ibadah yang pahalanya sangat besar, maka dari itu setiap mukmin
muslim diharap mampu untuk melaksanakannya. Namun bagaimana dengan orang yang
tidak mampu...? dari itu Alloh dengan dzat RohmanNYA memberi keringanan kepada
para hambaNYA yang tidak mampu bershodaqoh untuk
berbuat baik yang itu pahalanya sama dengan pahala shodaqoh. Begitu Mahabaiknya Alloh.
Hadits di
atas memberi pelajaran kepada kita, menyadarkan kita untuk yakin akan keserba
baikan Alloh. Alloh yang Mahabaik tidak pernah memberatkan hambaNYA. Seperti dalam
kalamulloh surat al baqoroh ayat 286:
لاَ
يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا
اكْتَسَبَتْ
Yang artinya: “Alloh tidak
membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala
(dari kebajikan) yang diusahakannya dan mendapat siksa (dari kejahatan) yang
dikerjakannya.”(Qs al-Baqoroh [2] : 286 )

Islam merupakan agama yang indah lagi mudah. Siapapun
diberi peluang untuk menjadi yang terdepan, (yaitu yang paling bertakwa kepada
Alloh ) tanpa pandang usia, ras, ataupun kedudukan. Semua memiliki kesempatan.
Berbagai macam amal kebaikan dijelaskan, mulai dari
amalan yang ringan sampai yang berat dan butuh pengorbanan. Hal itu merupakan
bukti real (nyata) akan firman Alloh Ta’ala ; “Bertakwalah
kepada Alloh semampu kalian“. Sehingga dalam kondisi bagaimanapun,
seorang muslim tetap bisa beribadah kepada Alloh Ta’ala.
Maka dari itu, sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk
senantiasa bersyukur kepada Alloh, serta perbanyak perbuatan baik kita yang
semata-mata kita niatkan hanya mengharap ridlo Alloh.
Juga sebagai bentuk wujud syukur kita, mari kita tahan
lisan kita dari berbicara yang buruk, apalagi membid’ah dan mengkafirkan orang
lain yang mereka ternyta muslim yang syahadat, Tuhan dan Nabi mereka sama
seperti Syahadat, Tuhan dan Nabi kita. Karena sejatinya Menahan tangan dan lisan untuk tidak menyakiti orang lain, sebaliknya menggunakannya
untuk menunaikan hak-hak setiap muslim, itu temasuk sedekah. Barokalloh....
0 komentar:
Post a Comment
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.