Breaking News
Loading...
Tuesday, April 19, 2016

Setiap kebaikan (bernilai) shodaqoh

8:45 AM
Setiap kebaikan (bernilai) shodaqoh
كُلُّ مَعْرُوفٍ صَدَقَةٌ ، وَالدَّالُّ عَلَى الْخَيْرِ كَفَاعِلِهِ ، وَاللَّهُ يُحِبُّ إِغَاثَةَ اللَّهْفَانِ
“Setiap perkara yang baik itu (punya nilai) shodaqoh, dan orang yang menunjukkan atas kebaikan itu (pahalanya) seperti orang yang mengerjakannya. Dan Alloh swt. itu suka menolong orang yang bersedih hati.”
كُلُّ مَعْرُوفٍ صَدَقَةٌ
Setiap perkara yang baik itu (punya nilai) shodaqoh,

Pemahaman hadits:
مَعْرُوفٍ (ma’rûfin) isim maf’ul dari fi’il madli  عرف (‘Arofa). مَعْرُوفٍ (ma’rûfin)  artinya kebajikan atau kebaikan. كُلُّ مَعْرُوفٍ (Kullu Ma’rûfin)artinya setiap kebajikan atau kebaikan, semua hal baik dalam bentuk apapun tanpa ada batasan apapun.
صَدَقَةٌ (Shodaqotun) asal katanya صَدَقَ (Shodaqo) yang artinya benar atau membenarkan sesuatu. Sedangkan menurut istilah syara’ Shodaqoh adalah suatu pemberian yang diberikan oleh seorang muslim kepada orang lain secara spontan dan sukarela tanpa dibatasi oleh waktu dan jumlah tertentu. Juga berarti suatu pemberian yang diberikan oleh seseorang sebagai kebajikan yang mengharap ridho Allah SWT dan pahala semata.

Risalah luthfiah:
Hadits di atas menunjukkan bahwa shodaqoh tidak terbatas pada apa yang dikeluarkan seseorang berupa harta. Bahkan setiap kebaikan yang dilakukan manusia dengan niat baik tergolong shodaqoh, yang diganjar pahala oleh Alloh Ta’ala. Maka setiap yang mampu berbuat baik terhitung sebagai orang yang ber shodaqoh, baik kaya maupun miskin.
Dikisahkan bahwa sebagian sahabat pernah menceritakan kepada Rosululloh  tentang keutamaan para sahabat lainnya yang selain mereka beribadah, mereka juga mampu bershodaqoh dengan kelebihan hartanya. Lalu, Rosululloh  memberikan solusi (agar mereka semangat untuk saling berlomba dalam kebaikan) dengan menyebutkan beberapa perkara kebaikan sambil menyatakan bahwa kebaikan tersebut termasuk shodaqoh.
Karena itu, ketika Imam An-Nawawi dalam kitabnya Sohih Muslim bi Syarhi An-Nawawi mensyarah hadits di atas (“Kullu ma’rûfin shodaqah”) beliau mengisyaratkan bahwa shodaqoh di sini memiliki arti majazi (kiasan/metaforis), bukan arti yang hakiki (arti asal/sebenarnya). Menurut beliau, segala perbuatan baik dihitung sebagai shodaqoh, karena disamakan dengan shodaqoh (berupa harta) dari segi pahalanya (min haitsu tsawab).
Misalnya, mencegah diri dari perbuatan dosa disebut shodaqoh, karena perbuatan ini berpahala sebagaimana halnya shodaqoh. Amar ma’ruf nahi munkar disebut shodaqoh, karena aktivitas ini berpahala seperti halnya shodaqoh. Bahkan semua bentuk perbuatan baik bernilai shodaqoh.
Shodaqoh merupakan amal ibadah yang pahalanya sangat besar, maka dari itu setiap mukmin muslim diharap mampu untuk melaksanakannya. Namun bagaimana dengan orang yang tidak mampu...? dari itu Alloh dengan dzat RohmanNYA memberi keringanan kepada para hambaNYA yang tidak mampu bershodaqoh untuk berbuat baik yang itu pahalanya sama dengan pahala shodaqoh. Begitu Mahabaiknya Alloh.
Hadits di atas memberi pelajaran kepada kita, menyadarkan kita untuk yakin akan keserba baikan Alloh. Alloh yang Mahabaik tidak pernah memberatkan hambaNYA. Seperti dalam kalamulloh surat al baqoroh ayat 286:
لاَ يُكَلِّفُ اللَّهُ نَفْسًا إِلا وُسْعَهَا لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ
Yang artinya: “Alloh tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.”(Qs al-Baqoroh [2] : 286 )
Alloh memberi keringanan kepada hambaNYA yang “miskin” tidak mempunyai cukup harta. Seperti yang telah tertulis di atas, bahwasanya sahabat nabi yang tidak mampu bersedekah, mereka diberi kompensasi oleh Alloh dengan hanya berbuat baik, yang itu Alloh memberikan nilai pahalanya sama seperti shodaqoh.
Islam merupakan agama yang indah lagi mudah. Siapapun diberi peluang untuk menjadi yang terdepan, (yaitu yang paling bertakwa kepada Alloh ) tanpa pandang usia, ras, ataupun kedudukan. Semua memiliki kesempatan.
Berbagai macam amal kebaikan dijelaskan, mulai dari amalan yang ringan sampai yang berat dan butuh pengorbanan. Hal itu merupakan bukti real (nyata) akan firman Alloh Ta’ala ; “Bertakwalah kepada Alloh semampu kalian“. Sehingga dalam kondisi bagaimanapun, seorang muslim tetap bisa beribadah kepada Alloh Ta’ala.
Maka dari itu, sudah menjadi kewajiban bagi kita untuk senantiasa bersyukur kepada Alloh, serta perbanyak perbuatan baik kita yang semata-mata kita niatkan hanya mengharap ridlo Alloh.
Juga sebagai bentuk wujud syukur kita, mari kita tahan lisan kita dari berbicara yang buruk, apalagi membid’ah dan mengkafirkan orang lain yang mereka ternyta muslim yang syahadat, Tuhan dan Nabi mereka sama seperti Syahadat, Tuhan dan Nabi kita. Karena sejatinya Menahan tangan dan lisan untuk tidak menyakiti orang lain, sebaliknya menggunakannya untuk menunaikan hak-hak setiap muslim, itu temasuk sedekah. Barokalloh....

0 komentar:

Post a Comment

 
Toggle Footer