membaca
adalah jendela dunia. Dengan membaca berarti kita telah mengetahui apa yang telah
terjadi di belahan dunia manapun.
Akan tetapi, dengan
membacapun saya rasa masih kurang. Seseorang membaca berarti dia hanya menyerap
apa yang telah tersedia pada buku yang ia baca. Dengan kata lain, otaknya hanya
bekerja sekali. Yaitu bekerja untuk memahami apa yang telah ia baca. Imbangi
membaca dengan menulis, karena membaca dan menulis adalah pasangan sejati,
keduanya saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Jika kita hanya membaca
saja itu kurang baik, jika kita hanya menulis saja itu juga kurang baik, yang
paling baik adalah kita membaca dan juga menulis. Semuanya saling barkaitan semuanya
saling melengkapi, membaca dan menulis adalah pasangan sejati.
Semakin banyak membaca semakin banyak pula pengetahuan kita, semankin
banyak membaca semakin banyak pula wawasan kita, semakin banyak membaca
seharusnya semakin banyak pula yang kita tuangkan dari apa yang kita baca. Kita
tak boleh hanya sekedar membaca tanpa mampu memperoleh kesimpulan dari apa yang
kita baca, kita tak boleh hanya sekedar membaca tanpa memahami dari apa yang kita
baca. Semakin sering kita membaca harusnya semakin sering pula kita untuk
menulis. Karena menulis adalah cara untuk menuangkan suatu ide dari apa yang
telah kita baca. Jangan hanya sekedar membaca, namun pahami apa yang telah kit
abaca.
Menulis adalah alat untuk menuangkan apa yang telah kita baca. Membaca
itu bagaikan air, dan otak kita bagaikan gelas atau bejana, semakin banyak yang
kita baca, maka semakin banyak pengetahuan yang ada di memori otak kita, otak
kita akan dipenuhi dengan ide-ide, pengetahuan-pengetahuan atau gagasan-gagasan
yang kita dapatkan dari apa yang telah kita baca.
Semakin banyak air yang kita tuang semakin penuh gelas atau bejana yang
kita punya. Kita perku menuangkan air yang ada di dalam gelas atau bejana
tersebut, agar air yang lain dapat masuk, kita perlu menuangkan ide-ide yang
ada di otak kita, agar ide-ide yang lain dapat masuk ke otak kita. Seperti
itulah kaitanya membaca dengan menulis, semuanya saling melengkapi.
Walaupun kita banyak membaca, namun apabila otak kita telah penuh, maka
apa yang telah kita baca tidak akan pernah bisa maksuk dalam otak kita. terus
apa yang harus kita lakukan agar apa yang telah kita baca dapat masuk dalam
otak kita?, caranya kita harus menuangkan terlebih dahulu ide-ide yang telah
ada di dalam otak kita, setelah ide-ide itu telah keluar, barulah otak kita
siap untuk menerima ide-ide yang baru lagi.
Seperti halnya gelas atau bejana tadi, kalau gelas itu telah full dengan
air, maka air yang lain tidak akan bisa masuk, atau gelas tersebut sudah tidak
bisa diisi lagi, karena kapasitasnya tidak cukup, untuk dapat memasukkan air
yang belum dapat masuk ke dalam gelas tersebut, caranya kita harus menuangkan
dulu air yang telah ada di dalam gelas tersebut, menyalinnya ke wadah yang
lain, barulah air-air yang lain dapat kita masukkan ke dalam gelas yang telah
kosong tadi.
Itu kalau untuk air, kalau untuk ide-ide, kita harus menuangkanya ke
dalam tulisan terlebih dahulu, setelah ide-ide itu kita tulis barulah ide-ide
yang lain dapat masuk kedalam otak/memori kita. Jadi membaca saja tidak cukup,
kita juga perlu menuangkan apa yang telah kita baca, agar otak kita dapat
optimal dalam menyerap wawasan dari apa yang kita baca.
Ingat, membaca dan menulis adalah pasangan sejati, atau bisa di katakana
membaca adalah belahan jiwanya menulis. “Bila anda ingin sekali membaca sebuah
buku tetapi belum ada yang menuliskannya, Anda harus menulis buku itu.” Tak ada
lagi kata untuk tidak menulis, membaca menjadi akar dari terciptanya budaya
menulis, membaca dan menulis menjadi sebuah aktivitas yang perkembangannya
beriringan.
Menulis dalam Islam
adalah “kewajiban” kedua setelah perintah untuk “membaca”. Menulis berarti
menyimpan apa yang telah kita baca dalam sebuah media yang bisa diakses oleh
siapa saja. Ingat, membaca dan menulis adalah dua hal yang tidak bisa
dipisahkan.
Menulis sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari, bahkan hal ini
sudah dilakukan oleh nenek moyang kita jauh sebelum mengenal buku dan alat
tulis. Menjadi pertanda bahwa aktivitas menulis bukanlah hal yang baru, dan
menulis pun dapat dimulai dengan apa saja yang ada di depan kita. Menulis
merupakan lahan yang potensial untuk digarap. Lebih dari itu menulis juga tidak
harus identik dengan pendidikan yang tinggi.
Dengan tulisan, kita
bisa berdakwah(menyebarkan kebenaran), mengajari, menyebarkan ide dan
pemikiran, melontarkan gagasan, menyampaikan kritikan atau hanya sekedar
memberi tanggapan. Sebaliknya, dengan tulisan seseorang bisa juga menyebarkan
kebatilan, merusak moral, mem-provokasi, menghina, menghasut, memfitnah, dan
berbagai propaganda yang akan membawa kepada kehancuran lainnya. Maka,
diperlukan umat Islam yang lurus akidah dan mulia akhlaknya untuk terus menulis
kebaikan-kebaikan.
Dengan tulisan,
seseorang bisa mencoba merancang dan merumuskan bentuk peradaban dan masa depan
impian atau kehidupan ideal yang didambakan.
Orang akan merasa puas jika dia telah mampu menuangkan apa yang ada di
dalam fikirannya ke dalam asuatu tulisan. Kekayan materi bukanlah yang menjadi
tujuan utama dari menulis. Kekayaan yang diperoleh bisa berupa kepuasan seperti
yang diperoleh oleh Helvy Tiana Rosa yang rajin menyumbangkan royaltinya untuk
kegiatan sosial. Dengan menulis ternyata manfaatnya tidak hanya bermanfaat
untuk kita, tetapi orang lain juga menikmati hasilnya. Segudang manfaat
diperoleh dari kegiatan menulis ini, baik menulis opini maupun karangan
sejenisnya. Menulis sebagai upaya membebaskan ide yang kita miliki.
Pertama, dengan menulis, orang akan
menganggap (menyadari) keberadaan kita.
Orang yang telah
meluncurkan sebuah tulisan (karya tulis) dengan otomatis akan “tersebar”
namanya dengan tersebarnya namanya tersebut, dia juga akan lebih banyak dikenal
orang. Bayangkan saja, orang yang sering
menulis status di situs jejaring sosial (facebook, twitter, mig33 dll) saja
mampu mendatangkan komentar – komentar yang menanggapi statunya tersebut.
Dengan semakin banyaknya orang yang mengomentari statusnya, maka ia semakin
dikenal orang.
kedua.Dengan menulis, kita mampu mengetahui
watak/ karakter/ sifat kita masing –
masing.
Setiap orang
mempunyai cirikhas tersendiri, dan cirri khas tersebut dapat diketahui dari
karya tulisnya. Tulisan orang yang satu dengan orang yang lain pasti berbeda,
karena mereka mempunyai cirikhas tersendiri dalam hal menulis.
Ketiga, dengan menulis
tanpa kita sadari (atau memang benar – benar sadar), kita telah berbagi ilmu
dengan para pembaca.
Disadari atau
tidak, dengan menulispun kita otomatis telah mengamalkan ilmu yang telah kita
pelajari kepada para pembaca. Jika ada pepatah yang mengatakan bahwa, membaca
adalah jendela dunia. Dengan kata lain berarti kitalah pembuat jendela
dunia tersebut, karena kitalah (para penulis) yang mengkreasikan buku yang
kelak mereka (pembaca) baca.
Keempat,
dengan
menulis kita juga otomatis juga belajar bagaimana caranya mengarahkan seseorang
untuk memahami apa yang ingin kita sampaikan.
Kelima, dengan menulis
kita dapat menghibur / menyenangkan hati orang lain.
Keenam, dengan ,menulis kita secara otomatis
juga telah membaca. Dan masih ada banyak lagi manfaat yang kita dapatkan dari
menulis.
Begitu banyak
manfaat yang kita dapatkan dari menulis, mari kita budayakan kegiatan menulis
ini, yamng masih minim dilakukan oleh saudara-saudara kita. Untuk tetap
produktif dalam menulis kita harus mempunyai metode, yaitu: pahami apa yang
telah kit abaca, tulis apa yang telah kita pahami, dan baca apa yang telah kita
tulis. Metode itu akan terus berjalan berputar tanpa ada hentinya. Tulis juga
apa yang kita lihat, dengar, dan rasakan, jangan hanya yang telah kita baca
saja.
“ Jika kamu bukan seorang anak raja atau ulama
besar, maka jadilah penulis “
(Muhammad bin Muhammad bin Muhammad bin Ahmad
Ath Thusi, Abu Hamid Al Ghazali)
kalau ingin menulis ya harus banyak2 membaca.. membaca ibarat amunisi
ReplyDeletesatu kesatuan
ReplyDeletebaru mampir, nyimak aja
ReplyDeletegak tahu nih postingan terbaruku cerita yg kutulis awalnya main2 lalu spt serius cek blogku
hm.....
ReplyDeletetrimakasih atas kunjunganya....
insyaallah......
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.