Menikah merupakan anjuran atau sunah
dari Rasulullah saw.. Dalam sebuah hadis Rasulullah saw. pernah bersabda: “Barang
siapa yang tidak menikah, maka dia tidak termasuk umatku”. Dalam riwayat yang
lain Rasulullah saw. juga bersabda: “Nikah
adalah sunahku, barang siapa yang meninggalkan sunahku maka dia tidak termasuk
dari golonganku”.
Nikah mempunyai banyak manfaat, ada
banyak keuntungan yang akan diperoleh seseorang yang sudah menikah. Satu
diantaranya adalah minimnya resiko terkena depresi. Menikah mampu membawa sisi
positif yang dramatis kepada orang-orang yang mengalami depresi. Berkaitan
dengan hal ini, sebuah riset menarik dilakukan seorang sosiolog dari Universitas
Oiho, Amerika Serikat yang bernama Andrianne Frech. Pada 1997, Frech dan timnya
melakukan survei terhadap 3066 responden pria dan wanita yang pernah menderita
depresi. Lima tahun kemudia mereka diwawancarai kembali tentang kualitas
penikahan mereka.
Para peneliti menemukan bahwa para
partisipan yang menikah mendapat skor rata-rata 3,5% lebih rendah untuk 12
jenis tes depresi, dibanding dengan mereka yang lajang. Partisipan yang depesi
dan kemudian menikah, skor depresinya rata-rata turun 7,5% dibandingkan dengan
orang yang masih lajang. Perbaikan psikologis pun terjadi pada orang yang
mengalami depresi, walaupun mereka mengaku kalau pernikahanya kurang bahagia
dan ada konflik. Penderita depresi yang menikah akan mengalami peningkatan
kualitas psikologi lebih baik dari pada orang yang belum atau tidak menikah.
Mengapa menikah bisa menurunkan
deperesi?
Depresi merupakan suatu bentuk gangguan
kejiwaan yang terjadi pada alam perasaan (affective or moor disorden), yang
ditandai dengan naik turunya emosi yang bersifat dinamis. Gejala depresi dapat diderita
oleh semua orang, dapat pula diderita oleh orang yang megalami stresor
psikososial yang berkaitan dengan hilangnya kedudukan, jabatan, atau kekuasaan.
Gejala-gejala mental yang mngiringinya disebut post power syndrome (sindrom
paska kuasa). Selain itu, gejala depresi dapat juga dialami oleh orang yang
kalah dalam suatu kompetisi seperti halnya yang terjadi pada bulan april lalu,
setelah berlangsungnya Pemilu Legislatif.
Depresi terjadi akibat tidak
berimbangnya fungsi neuron endokrin atau fungsi hormon di dalam otak. Ketika seseorang
mengalami depresi, jumlah cairan kimia dalam otaknya akan berkurang. Hal itu
dapat menyebabkan sel otak bekerja lebih lambat. Selain hormon serotonin, ada
zat penghantar saraf lain yang berperan dalam menimbukan depresi, sperti norepinefrin,
dopamin, histamin, serta esterogen.
Ketika dua orang saling mencintai
memutuskan untuk menikah, mereka meiliki kesempatan besar untuk saling
menyayangi, saling berbagi, dan saling membantu dalam banyak hal, termasuk
mendengarkan keluh kesah dari pasangannya. Secara filosofis, Dengan saling
berbagi, derajat kecemasan dan aneka ketakutan dalam diri seseorang akan
berkurang. Jika dilakukan secara intens, orang yang melakukannya akan memiliki
hati yang besar dan siap menampung berbagai persoalan dalam hidupnya.
Teknisnya, ketika orang memutuskan untuk
saling berbagi, mengasihi, dan saling membantu, rasa takut kehilangan yang
termanifestasi dalam rendahnya kadar hormon serotonin, dopamin dan endorfin
secara serentak akan berubah. karakter yang menggantikan adalah rasa sayang,
tenang, dan kegembiraan yang berpadu dengan meningkatnya kadar dopamin,
serotonin, dan endorfin.
Itulah sebabnya, ketika menikah, resiko
terkena depresi menjadi rendah. Andaipun mengalami depresi lagi, kadar
depresinya akan lebih rendah. penyebabnya adalah karena adanya orang yang
disayangi dan ada tempat berbagi baik suka ataupun duka.
maka, sangatlah beruntung orang yang
menikah dan menjadikan pernikahanya sebagai sarana untuk menjalin kasih sayang,
menjadikan hubunganya sakinah, mawaddah, dan rahmah.
#untuk saudara saia yang baru saja menikah, semoga g depresi..... XD
0 komentar:
Post a Comment