Breaking News
Loading...
Saturday, August 24, 2013

Kadang Tuhan Menyapa Kita

7:02 AM

Banyak cara yang Allah gunakan dalam menyapa hambanya. Banjir, longsor, gempa, tsunami, angin topan dan lain sebagainya, itu semua merupakaan sapaan Allah untuk para hambanya yang mungkin saat itu sedang lupa, atau lalai dalam mengingatNYA. Namun, banyak dari kita yang tidak pernah menyadarinya. banjir, longsor, gempa, tsunami, angin topan itu semua merupakan sebagian dari sifat kasih sayang Allah kepada makhluknya, agar apa, agar kita dapat mengambil hikmah atau pelajaran dari kejadian tersebut, Alllah menciptakan itu semua semata-mata hanyalah sebagai ujian bagi kaum muslim mukmin, seberapa besarkah iman yang kita miliki. Namun banyak dari kita yang menganggap itu semua merupakan adzab bagi kita.
Allah memiliki hikmah yang indah. Di antaranya ada yang dipahami dan ada yang tidak dipahami oleh siapa pun selain-Nya. Tidaklah Allah menamai diri-Nya dengan Hakim-Dzat Yang Mahabijaksana- melainkan karena semua takdir dan syariat-Nya penuh hikmah. Demikian samarnya maksud terjadinya musibah yang menimpa manusia hingga membutuhkan renungan yang lama dan pandangan yang saksama. Meskipun demikian, terkadang manusia tidak memahami apa yang terjadi. Kadang, ada yang memahami sebagian kecilnya, yang lain dimudahkan memahami sebagian besarnya.
Yang wajib, kita harus memahami bahwa Allah memiliki banyak hikmah dalam pengaturan makhluk-Nya; tersamarkan dari pemahaman kebanyakan para ulama, lebih-lebih orang awam. Dia memiliki hikmah sesuai dengan keluasan ilmu-Nya yang mutlak. Manusia juga memiliki hikmah, namun sesuai dengan sedikitnya ilmu mereka.
Kaidah (memahami) hikmah-hikmah ini telah disebutkan oleh Allah secara global. Namun, hikmah dari akibat musibah dan bencana bagi manusia, banyak yang dirahasiakan oleh-Nya . Oleh karena itu, tampak oleh manusia satu hikmah, akan tetapi tersamarkan olehnya sekian banyak hikmah lain.
Hal lain yang perlu dipahami, beragam musibah dan bencana baik yang kecil maupun yang besar, yang tampak maupun yang tidak, tidaklah terjadi melainkan karena perbuatan dosa. Namun, hikmah yang terjadi berbeda-beda. Pada satu musibah, Allah memiliki kelembutan (keindahan) di satu sisi dan kehancuran di sisi lain.
Pengaruhnya akan tampak bagi orang yang paham dan merenungkan keadaan. Secara umum, manusia lebih tahu tentang dirinya sendiri daripada orang lain. Kaidah ini telah dijelaskan Allah di banyak tempat dalam kitab-Nya. Demikian pula, Rasulullah telah menjelaskannya dalam sabdanya.
Allah l berfirman:
“Dan apa saja bencana yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu sendiri.” (an-Nisa’: 79)
Rasulullah  bersabda dalam hadits Abu Hurairah :
“Tiadalah seorang muslim yang ditimpa musibah dalam bentuk kelelahan, sakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, dan kecemasan, melainkan Allah menghapuskan darinya segala kesalahan dan dosa, hingga duri yang menusuknya juga sebagai penghapus dosa.” (HR. al-Bukhari, no. 5318)
kelelahan, sakit, kesusahan, kesedihan, gangguan, dan kecemasan, itu semua Allah ciptakan guna menghapuskan segala kesalahan dan dosa, hingga duri yang menusuknya juga sebagai penghapus dosa bagi kita.
Sakit, sakit merupakan salah satu sapaan Allah kepada hambanya. Sangat mungkin sekali sakit yang kita derita itu disebabkan karena ada mikroba atau virus dalam tubuh kita, namun di balik itu, Alllah pasti mempunyai alasan mengapa kita diberikan sakit oleh-Nya. Banyak hikmah yang akan kita dapatkan saat kita sakit, yang paling nyata adalah dalam mengingat Alllah.
Saat kita sakit kita pasti selalu ingat kepada Allah, dan itu merupakan sapaan sekaligus teguran dari-Nya kepada kita, yakni kenapa untuk mengingat Allah saja harus diberi sakit terlebih dahulu, apa yang selalu kita ingat saat kita sehat dalu…?
Sakit membuat kita selalu ingat kepada Allah, saat kita sehat, kita cenderung lupa kepada Dzat yang telah memberikan sehat kepada kita, baru setelah kita sakit, kita baru sadar bahwa sehat itu sangat berharga, dan saat itu kita baru sadar dan ingat kepada Dzat yang menciptakan sehat. Sungguh miris memang…….

Siapa yang tak ingin selalu sehat, gembira, dan bahagia? Tentu kita menginginkannya. Hari ini kita bisa saja tertawa gembira tapi siapa yang tahu kejadian lusa, esok, atau bahkan sedetik nanti. Manusia boleh saja terus-menerus membuat rencana masa depan dan berharap agar rencana-rencananya itu berjalan sesuai keinginannya. Namun bagaimana bila yang terjadi malah sebaliknya? Misalnya, penyakit yang tidak diharapkan datang atau kecelakaan fatal melemparkan hidupnya ke dalam kehancuran (ya kehancuran, karena kejadian-kejadian tersebut tidak termasuk dalam rencana masa depannya).
Setiap orang tentu mengalami saat-saat sulit dalam kehidupannya. Kesulitan yang mungkin dihadapi seorang mukmin dan ujian-ujian dunia ini, tujuannya tidak lain untuk mengingatkan orang-orang beriman akan keberkahan yang tersembunyi dan balasan yang diberikan secara berangsur-angsur kepada mereka, baik di dunia maupun di akhirat.
Di dalam Al-Qur`an, Allah menjelaskan bahwa Dia akan menguji seorang mukmin untuk melihat siapakah yang benar-benar dalam keimanannya. Saat menikmati kesehatan, banyak orang tidak pernah berpikir bahwa kesulitan (walau sering terjadi pada ribuan orang lain setiap harinya) dapat terjadi pada mereka juga.
Itulah sebabnya, saat berhadapan dengan kejadian-kejadian yang tidak diharapkan, terkadang manusia dengan segera menjadi kurang bersyukur terhadap Pencipta mereka. Mereka menolak kenyataan takdir seraya mengatakan, “Mengapa ini terjadi pada diriku?”
Orang yang jauh dari akhlaq Al-Qur`an cenderung enggan menyerahkan kepercayaan kepada Allah saat mereka sakit atau tertimpa kecelakaan, apalagi mencari kebaikan dalam peristiwa yang menimpa mereka.
Beberapa orang yang tidak mengerti realitas takdir menganggap bahwa penyebab pernyakit hanyalah virus atau mikroba. Demikian pula saat kecelakaan lalu lintas, mereka menganggap supirnyalah yang menyebabkan kecelakaan tersebut.
Kita tak pernah sadar bahwa di balik penyakit yang kita derita itu menyimpan banyak hikmah yang kadang tidak kita dapatkan ketika tubuh kita sehat.
sehat adalah ujian kesabaran. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah Saw, "Sangat menakjubkan urusan orang-orang Mukmin itu. Mereka menerima semua persoalan hidup sebagai kebaikan baginya. Apabila kegembiraan yang diterimanya ia akan bersyukur dan itu adalah kebaikan baginya. Dan apabila kepedihan yang diterimanya maka ia bersabar dan itupun merupakan kebaikan pula baginya."(HR.Muslim).
Hadits di atas menjelaskan bahwa yang dituntut dari kebaikan adalah syukur, sedangkan yang dituntut dari kesulitan adalah sabar. Karena kesyukuran adalah tanda keimanan, dan kedurhakaan adalah tanda kekufuran.
sakit adalah penggugur dosa-dosa hamba-Nya. Penyakit yang diderita seorang hamba menjadi kan sebab diampuninya dosa yang telah dilakukan termasuk dosa-dosa setiap anggota tubuh. Rasulullah Saw bersabda, "Setiap getaran pembuluh darah dan mata adalah karena dosa. Sedangkan yang dihilangkan Allah dari perbuatan itu lebih banyak lagi."(HR. Tabrani).
Orang sakit yang mau bersabar akan mendapatkan pahala dan ditulis untuknya bermacam-macam kebaikan dan ditinggikan derajatnya. Rasulullah Muhammad Saw bersabda, "Tiadalah tertusuk duri atau benda yang lebih kecil dari itu pada seorang Muslim, kecuali akan ditetapkan untuknya satu derajat dan dihapuskan untuknya satu kesalahan." (HR.Muslim dari Aisyah ra).
selain mendapat pahala, ia akan mendapati jalan menuju surga yang terbuka lebar.
sebagai timbal baliknya, ia akan selamat dari siksa neraka. "Aisyah Ummul Mukminin menerangkan sabda Rasulullah Saw bahwasannya sakit karena demam itu akan menghindarkan orang Mukmin dari siksa api neraka." (HR. Al-Bazzar)
selalu ingat pada Allah. Dalam kondisi sakit akan membuat orang merasa benar-benar lemah, tidak berdaya sehingga ia akan bersungguh-sungguh memohon perlindungan kepada Allah Swt., Dzat yang mungkin telah ia lalaikan selama ini. Kepasrahan ini pula yang menuntunnya untuk bertobat. 
selalu mengingat nikmat Allah. Sakit membuat orang tahu manfaat sehat. Tidak jarang orang merasakan nikmat justru ketika sakit. Begitu banyak nikmat Allah yang selama ini lalai untuk ia syukuri. Bagi orang yang banyak bersyukur dalam sakit, ia akan memperoleh nikmat.
pembersihan hati dari penyakit. Pendapat Ibnu Qayyim, "Kalau manusia itu tidak pernah mendapat cobaan dengan sakit dan pedih, maka ia akan menjadi manusia ujub dan takabur. Hatinya menjadi kasar dan jiwanya beku. Karenanya, musibah dalam bentuk apapun adalah rahmat Allah yang disiramkan kepadanya. Akan membersihkan karatan jiwanya dan menyucikan ibadahnya. Itulah obat dan penawar kehidupan yang diberikan Allah untuk setiap orang beriman. Ketika ia menjadi bersih dan suci karena penyakitnya, maka martabatnya diangkat dan jiwanya dimuliakan. Pahalanya pun berlimpah-limpah apabila penyakit yang menimpa dirinya diterimanya dengan sabar dan ridha."
Dari banyaknya hikmah yang kita dapatkan dari sakit tadi, maka ada seorang ulama’ yang memilih untuk sakit dari pada sehat, sehingga setiap ada orang yang mendo’akanya untuk sehat kembali, ulama’ tadi berdo’a kepada Allah. “ Ya Allah, jika dengan sakit ini aku dapat selalu mengingatmu, dn dengan sakit ini dosaku kepadamu bisa terampuni, aku lebih memilih untuk tetap sakit dari pada aku harus sehat, karena jika aku sehat, aku belum tentu akan selalu mengingatmu dan mensyukuri kesehatan yang telah engkau berikan”.
Dari sini dapat diambil kesimpulan bahwa sakit itu kadang juga prlu, sakit merupakan sapaan dari Allah kepada kita yang mungkin pada saat itu telah lupa dan lalai dalam mengingatNYA. Jika kita memang ditakdirkan untuk sakit, mungkin kadang ada kalanya saat itu kita lagi lupa alau lalai dalam mengingat Allah, selain itu mungkin kita kurang memperbanyak membaca istighfar, kenapa demikian? Karena sakit mampu menggugurkan dosa-dosa kita, dalam artian sakit sebagai pengganti istighfar.
Jadi untuk tidak sakit sepertinya mudah, perbanyaklah istighfar dan ingatlah Allah selalu, “kun ma’aLLAH”.
Semoga bermanfaat.

Semog cepat sembuh J

0 komentar:

Post a Comment

 
Toggle Footer