Dunia
adalah racun dan zuhud adalah obatnya. zuhud berarti tidak
berminat kepada sesuatu yang bersifat keduniawian, atau meninggalkan gemerlap
kehidupan yang bersifat material, meninggalkan segala sesuatu yang dapat
menyebabkan seseorang lupa kepada Rabnya. Orang zuhud bukan berarti
meninggalkan dunia secara total, mereka menjadikan dunia hanya sebatas
genggaman tangannya dan tidak sampai memperbudak hatinya. Inilah
hakikat zuhud.
Dikatakan
dalam sebuah syair: tinggalkanlah kemuliaan dan kemewahan, tidak perlu engkau
kesana kemari untuk mencari kemuliaan dan kemewahan itu. tetapi, cukup engkau
duduk saja, karena engkau ada yang memberi makan dan pakaian. Di dalam syair
tadi di jelaskan bahwa kita dianjurkan untuk meninggalkan atau tidak memikirkan
kemuliaan dan kemewahan (sesuatu yang bersifat keduniawian), karena semua itu
dapat menyebabkan kita lupa kepada Allah yang telah menciptakan kita.
Kita
diciptakan tak lain hanyalah untuk beribadah menyembah Allah, bukan selainNYA.
Barang siapa yang mengejar akhirat, dunia pasti ikut didapat, namun barang
siapa yang mengejar dunia, akhirat tak akan mengikutinya. Barang siapa yang
menanam padi, pasti rumput ikut tumbuh, namun barang siapa yang menanam rumput,
jangan harap padi ikut tumbuh.
Berlarilah
menghadap matahari maka bayangan akan mengikutimu. Sebab, bila engkau berlari
membalakangi matahari, maka bayang-bayanglah yang akan kau kejar. Selama engkau
masih terpaku pada dunia, engkau teralingi dari akhirat, selama engkau masih
teralingi pada wujud ciptaan, maka engkau teralingi dari sang pengcipta. Sepanjang
engkau mengejar dunia maka engkau akan lelah meraih karunia.
Kita
bayangkan, bahwa matahari itu adalah akhirat, dan bayang-bayang adalah dunia.
Jika kita berlari menuju matahari (akhirat) maka bayang-bayang (dunia) akan
mengikuti kita. Namun jika kita berlari membelakangi matahari (akhirat) sama
saja kita berlari mengikuti bayang-bayang (dunia), akhirat tidak akan pernah
kita dapatkan.
Maka
berbaliklah, jangan terjebak oleh nafsu yang selalu menundukkanmu. Orang-orang
menjadi salah kaprah karena telah terjebak oleh rayuan hawa nafsu. Kendalikan
nafsumu, dalam sebuah syair dikatakan: Nafsu itu bagaikan bayi, bila anda
memanjakannya maka dia akan menyusu terus menerus, namun bila anda mengekangnya
maka ia akan berhenti menyusu. Begitulah nafsu, jika kita kerus menuruti apa
yang dia inginkan maka kita yang akan diperbudak olehnya.
Berat
memang, mengendalikan hawa nafsu bukanlah perkara yang ringan, butuh latihan,
butuh kebiasaan. Kita harus ekstra waspada terhadap hawa nafsu kita seperti
yang telah Diriwayatkan melalui Imam Shâdiq, bahwa Rasulullah saw
bersabda: “Waspadalah terhadap hawa uafsu kalian sebagaimana kamu sekalian
waspada terhadap musuh. Tiada yang lebih pantang bagi manusia daripada
mengikuti hawa, nafsu dan ketergelinciran lidah yang tak bertulang.”
Hawa nafsu
akan selalu membawa kita kepada kejelekan, kesesatan, kemaksiatan, jauh dari
Allah. Hawa nafsu akan mengajak kita untuk lebih cinta kepada dunia dan
melupakan segala urusan akhirat.
Bagi orang
yang mengutamakan keinginan hawa nafsunya, Allah akan mengacaukan urusannya,
mengkaburkan dunianya, dan membuatnya sibuk dengan dunia serta memberikan dunia
kecuali yang telah ditakar untuknya.
Jangan
pernah mengikuti hawa nafsu, kendalikanlah dia, jangan sekali-kali cinta
kepada dunia, jangan pernah memikirkannya, kejarlah matahari maka bayang-bayang
akan mengikutimu.
0 komentar:
Post a Comment