dalam malam purnama |
Malam ini purnama,
ketika tanpa sengaja aku memandangnya,
yang indah terang wajahnya
tak kalah dengan sang bulan
yang sedang purnama.
Hm… memandangmu,
menyentuhmu,
aku puas.
Hari ini,
meski kadang tersakiti oleh cemburu itu,
aku memandangmu
dan mengukir purnama di dalamnya.
Di mata itu,
yang sinarnya menembus qolbu
membuatnya purnama
mengubah malam bercahaya.
Aku tetap mengaguminya,
Surga, andai saat ini
kau membaca tulisanku ini,
ini masih tentangmu
dan terus kamu,
meski kadang cemburu
dan dirimu pun pernah berkata kepadaku
tentang kreteria,
tentang dia,
tentang cinta,
dan tentang cemburuku.
Aku mengagumimu,
sesungguhnya Tuhan memperhitungkan segala sesuatu.
Dalam sinar purnama kau terus mengadu
berpuisi tanpa bisa ku tahu,
ketika purnama itu datang kau memuji
“kilau purnama diujung timur,
meski mendung menghalanginya..
Bagiku, dia tampil lebih cantik maghrib kali ini..
Warna tua itu.. Sendu… Merdu.. “
jarak itu terlalu jauh
jarak itu terlalu jauh
namun pandanganku mampu menatapmu
yang seakan hanya sejengkal di atasku,
malam ini benar-benar purnama
kadang kau juga memujinya
“ malam selalu memberiku puisi
Purnama yang menjadi saksi,
tentang rindu yang membatu
tentang angin yang malu-malu.”
0 komentar:
Post a Comment