Breaking News
Loading...
Thursday, September 12, 2013

Aku hanya ingin membuatnya bahagia

7:39 AM
You And I

Tidak ada yang tahu, selama ini aku tetap menyembunyikannya dengan rapi. Hidup dengan paksaan memang tak menyenangkan, menjalankan hari-hari tanpa ada rasa suka dari hati memang terasa tidak berarti, ingin cepat berlalu, selesai dan berganti dengan yang baru. Terkekang, terpaksa, namun ku lakukan semuanya. Untuknya, aku hanya ingin membuatnya bahagia, meski hatiku terluka, meski terasa sakit untuk menjalankan semua.
Aku hanya ingin membuatnya bahagia, meski diri ini terasa menderita, aku hanya ingin mengikuti apa yang dikatakanya, mengikuti apa kemauan dirinya. Bisa kamu bayangkan bagaimana rasanya memakan makanan yang tidak kita suka, bahkan makanan yang membuat alergi pada tubuh kita, selama ini semua itu aku lakukan, mungkin dengan terpaksa, entahlah, aku hanya ingin membuatnya bahagia.
Selama ini harus menjalani hidup dalam kekangan dalam dunia kebebasan, aku pun ingin seperti yang lainya, bisa memilih sesuka hatinya. Namun aku hanya ingin membuatnya bahagia, pilihanku, keinginanku, kesukaanku, mereka tak setuju dengan semua itu. Bosan, itu sudah pasti, namun ini konsekwensi, janji harus ditepati. Tak ada yang lain yang bisa aku lakukan untuk membuatnya bahagia selain menuruti apa kemaunya, meski aku tak ingin dan tak mau itu.
Semakin dikekang semakin aku patuh, diri ini semakin rapuh, Namun aku ingin membuatnya bahagia. Kini aku tak merasa se-cerdas, se-pintar, se-pandai dahulu, aku kecewa, aku ingin tapi aku tak bisa, demi menuruti kemauan mereka, demi ingin melihat mereka bahagia, aku harus berkorban, mesti sekarang aku bodoh, meski sekarang aku tak mampu.
Tak ada yang tahu kehidupanku selama ini, aku ingin bebas. menjalani hari-hari seperti dulu mungkin menyenangkan, aku kangen aku rindu semua itu, namun aku telah komitmen dan konsisten untuk selalu seperti apa yang di inginkannya.
Beralih, berpindah menuruti keinginannya, menjalaninya dengan penuh terpaksa. Aku hanya ingin membuatnya bahagia.
Semua itu menjadi lebih sakit, ketika dia tak pernah merasa pengorbanan yang telah aku lakukan, kadang dia malah memanfaatkan. Dan hari-hari itu datang, dia selalu bilang, dan aku hanya menuruti apa yang dia inginkan.
“kenapa kau harus melakukan semua ini....? bukankah ini semua bukan kemauanmu, kenapa kau harus tenggelam dalam paksaan.....? bukankah kau mampu berenang dalam kebebasa.....? mengapa kau harus hanyut dalam perkataannya, bukannkah kau mampu melawan arus ucapannya....? mengapa dan mengapa, ayo jawab jangan hanya diam saja”. sebuah botol minuman mencabik-cabikku dengan ribuan tanyanya.
Aku hanya diam dan terus menegukkan tetes-tetes air yang ada di dalamnya. Hari-hari terasa terus seperti ini, semuanya menjadi asing semuanya berubah ketika dia yang indah itu libur tak menemuiku.
Aku menjadi orang yang jarang mengurusi diri, berpakaian apa adanya berjalan kesana sini tanpa tujuan yang pasti, jika dalam sebuah cerita aku bagaikan Qais (majnun) yang gila karena mencari Laila.
Semua orang memandangku dengan pandangan haru, terlebih ketika mereka semua mendengar kisahku yang sering ia kaitkan dengan sebuah lagu, “baru ku sadari cintaku bertepuk sebelah tangan, kau buat remuk seluruh hatiku”. Hah, semua itu tak ada pengaruhnya, aku tetap tergila-gila kepadanya dan tetap ingin membuatnya bahagia.
Botol minuman itu pergi dari tanganku. “heh, mau kemana.....?” tanyakau tak begitu bersemangat.
“bukan urusanmu, aku ingin memberitahu kepadanya, tentang rasa, tentang cinta yang kini mampu membuatmu buta”. Jawabnya bergegas  pergi meninggalkanku.
Hah......., aku mendesis, semuanya tak pernah mengerti perasaanku, semua tak tahu bagaimana jika hati telah terketuk, terbuka, dan tercuri, untuk mengembalikannya jalanya hanya mati.
Aku ini hamba sahaya, yang hanya akan tunduk oleh majikannya, bulan tak lagi bisa menghiburku, bintang tak lagi bisa mengendalikanku, malam tak lagi bisa menyimpan kesedihanku, mendungpun tak lagi bisa membasahi hatiku yang kering karena kurang siraman cinta.
Meskipun purnama, meskipun pelangi, cahaya dan warnanya tetap saja tak mampu membuatku lebih terang dan tak pernah merubah hari-hariku untuk menjadi lebih berwarna.
Satu dua detik berlalu, botol minuman itu kembali dengan tertunduk lesu. “jika hidup ini adil, keadilan itu mungkin tak ada dalam hidupmu”. Ucapnya mencoba mengahayati kehidupanku.
“Apa maksudmu, adakah kau mau berkata bahwa Tuhan tak adil terhadap kita....?” aku mulai serius menanggapi.
“adakah kau tahu apa yang baru ia katakan kepadaku, adakah kau tahu apa perasaanya terhadapmu, adakah kau tahu tentang dunianya tanpamu, dia tak pernah punya perasaan apa-apa kepadamu, malah dia hanya memperbudakmu, dia hanya ingin seseorang yang hanya ia cintai, dan orang itu bukan kamu, jadi.....”.
“cukup!” aku tak pernah tahu, dan tak pernah ingin tahu tentang hal itu, aku hanya mencintainya, dan hanya ingin membuatnya bahagia. Ini semua urusanku sakit dan nikmat itu rasaku, aku hanya ingin membuatnya bahaggia.
Botol itu hanya menggelengkan kepala. “namaku botol, aku beragrummentasi bahwa aku Bodoh dan Tolol, aku dan hanya aku, ternyata semua itu salah, ada yang lebih bodoh dan tolol dari pada aku, yaitu kamu”. Ucapnya sedikit kecewa dengan sikapku.
Aku hanya tertawa, dan tawa itu hilang ke arah semesta, semua masih heran denganku, tentang rasa semuanya masih belum benar-benar merasakannya, adakah di dunia ini hanya hatiku saja yang tercuri....? Tuhan Engkau sungguh adil sekali, andai semua orang hatinya tercuri sepertiku bagaimana kehidupan yang akan berlalu.

Botolpun tak pernah berfikir jika air yang ada di dalamnya telah hilang karena terminum oleh rongga yang kering, seperti hatiku yang hilang tercuri oleh maling. Biarkan aku hidup untuk menjadi budaknya, biarkan dan biarkan, aku hanya ingin membuatnya bahagia.
“kau bukan pencuri, namun kenapa kau curi hatiku”. Aku membatin. Tak terasa butiran-butiran hangat mulai luntur dari pipiku......!

Sabtu, 22 juni 2013 : 21:58

0 komentar:

Post a Comment

 
Toggle Footer