Breaking News
Loading...
Thursday, September 19, 2013

Harapan semu

7:11 AM
Malam ini… 1


Akhirnya sepatah kata keluar setelah lama hanya bertatap muka, pertemuan memang tak selalu seperti apa yang kita inginkan, kita bukan pencipta takdir yang kapan saja bisa merubahnya, bertemu, kenal, dekat, jauh, pergi itu bukan skenario kita, kita hanya bagaikan wayang ditangan sang dalang.
Datang dan pergi itu satu, keduanya tak akan terpisahkan, bertemu dan berpisah itu adalah sunahNya ketetapan yang tak akan mungkin diingkariNya. Bersama dan sendiri itu pasangan sejati, keduanya tak bisa kau pisahkan. Dari datang, bertemu, kenal, bersama dan melahirkan sebuah rasa, detik-detiknya berjalan begitu pelan, menjalaninya bagai sebuah hiburan.
Dari berjalannya waktu semakin aku mengenalmu rasa itu semakin berubah dari yang bias menjadi tak biasa, adakah itu yang menyebutnya cinta? Entahlah. Semua menjadi berantakan, dari kebersamaan dan suatu saat kau pergi meninggalkanku sendiri, aku diliputi banyak rasa, maaf, terlalu banyak, aku tak sanggup menuturkan semua, satu yang pasti rasa harapku kepadamu tak lagi bisa aku tutupi.
Setelah kau datang dan pergi begitu saja, dan kembali tanpa mengucapkan salam sapa. Kerinduan menjadi raja, menguasaiku yang telah lemah tak berdaya. Dalam penantian panjangku setelah kau berucap “jangan ada yang merindukanku”.
Malam ini aku kembali merasakan kesedihan, karenamu…? Entahlah, seprtinya kau kembali melukaiku, oh, maaf, aku yang terluka namun bukan karena kau lukai. Kau tak pernah melukaiku, semua  hanya aku. ketika waktu tak mengizinkanku untuk kembali melihatmu, meski rasa rindu telah mengkasyafkanku karena terlalu lama kita tak pernah berjumpa, bahkan kau menutup pintu ketika mata ini memandangmu, aku terluka semua karenaku, kau tak pernah melukaiku.
Aku mengharapkan yang lain pada hari dan malam ini, selama ini aku menunggu kehadiranmu yang lama hilang itu, ketika angin bercerita tentang keadaanmu di jauh sana, katanya kau terluka, dan saat itu malam-malam ku penuhi dengan munajad semoga kau tetap bersama rahmat, ku ingin kau tetap sehat, dan ku tetap ingin kembalimu, maaf, aku rindu.
Kembalimu tak seperti harapanku, ku ingin kau lebih berkesan dengan mengesankan hatiku dalam harimu, namun itu semua anganku yang tak pernah jadi kenyataan meski sampai ujung waktu.
Cinta tak bisa dipaksa, biarkan semuanya mengalir apa adanya, bukan salahmu jika kau membenciku, namun salahku karena aku mencintaimu. Pernahkah kau rasakan apa yang aku rasakan…? Luka ini semakin menjadi, tangis ini hanya bisa ku simpan dalam hati.
Kau berubah, atau aku yang selama ini berubah. Kini tak ada lagi sapa diantara kita, mungkin karena rasa, mungkin karena cinta, kasih, sayang, dan harapan semu yang aku sendiri tak lebih tahu.  Adakah kesalahan yang aku lakukan…? Tentang rasa..? maaf, aku tak mampu menjawabnya, aku sendiri tak tahu jawaban yang sebenarnya. Namun ketahuilah aku mengharapkanmu.
Apakah kau dengar semua kata-kataku ini, atau paling tidak kau mampu merasakan rintihan hatiku. Aku ingin meski ku tak bisa. Haruskah aku pergi jauh meninggalkanmu, melupakanmu yang selalu tak pedulikanku yang tak pernah menginginkanku tuk berada sedikitpun disampingmu. Dalam tangis kerinduan, malam ini tak sanggup untuk aku lupakan.
Kesemuan menjadi ratu, rasa hanya harapan belaka, tinggal menunggu waktu, besok atau malam nanti.


18/03/13

0 komentar:

Post a Comment

 
Toggle Footer