Malam
ini… 1
Akhirnya
sepatah kata keluar setelah lama hanya bertatap muka, pertemuan memang tak
selalu seperti apa yang kita inginkan, kita bukan pencipta takdir yang kapan
saja bisa merubahnya, bertemu, kenal, dekat, jauh, pergi itu bukan skenario
kita, kita hanya bagaikan wayang ditangan sang dalang.
Datang
dan pergi itu satu, keduanya tak akan terpisahkan, bertemu dan berpisah itu
adalah sunahNya ketetapan yang tak akan mungkin diingkariNya. Bersama dan
sendiri itu pasangan sejati, keduanya tak bisa kau pisahkan. Dari datang,
bertemu, kenal, bersama dan melahirkan sebuah rasa, detik-detiknya berjalan
begitu pelan, menjalaninya bagai sebuah hiburan.
Dari
berjalannya waktu semakin aku mengenalmu rasa itu semakin berubah dari yang
bias menjadi tak biasa, adakah itu yang menyebutnya cinta? Entahlah. Semua
menjadi berantakan, dari kebersamaan dan suatu saat kau pergi meninggalkanku
sendiri, aku diliputi banyak rasa, maaf, terlalu banyak, aku tak sanggup
menuturkan semua, satu yang pasti rasa harapku kepadamu tak lagi bisa aku
tutupi.
Setelah
kau datang dan pergi begitu saja, dan kembali tanpa mengucapkan salam sapa. Kerinduan
menjadi raja, menguasaiku yang telah lemah tak berdaya. Dalam penantian
panjangku setelah kau berucap “jangan ada yang merindukanku”.
Malam
ini aku kembali merasakan kesedihan, karenamu…? Entahlah, seprtinya kau kembali
melukaiku, oh, maaf, aku yang terluka namun bukan karena kau lukai. Kau tak pernah melukaiku,
semua hanya aku. ketika waktu tak
mengizinkanku untuk kembali melihatmu, meski rasa rindu telah mengkasyafkanku
karena terlalu lama kita tak pernah berjumpa, bahkan kau menutup pintu ketika
mata ini memandangmu, aku terluka semua karenaku, kau tak pernah melukaiku.
Aku
mengharapkan yang lain pada hari dan malam ini, selama ini aku menunggu
kehadiranmu yang lama hilang itu, ketika angin bercerita tentang keadaanmu di
jauh sana, katanya kau terluka, dan saat itu malam-malam ku penuhi dengan
munajad semoga kau tetap bersama rahmat, ku ingin kau tetap sehat, dan ku tetap
ingin kembalimu, maaf, aku rindu.
Kembalimu
tak seperti harapanku, ku ingin kau lebih berkesan dengan mengesankan hatiku dalam
harimu, namun itu semua anganku yang tak pernah jadi kenyataan meski sampai
ujung waktu.
Cinta
tak bisa dipaksa, biarkan semuanya mengalir apa adanya, bukan salahmu jika kau
membenciku, namun salahku karena aku mencintaimu.
Pernahkah kau rasakan apa yang aku rasakan…? Luka ini semakin menjadi, tangis
ini hanya bisa ku simpan dalam hati.
Kau
berubah, atau aku yang selama ini berubah. Kini tak ada lagi sapa diantara
kita, mungkin karena rasa, mungkin karena cinta, kasih, sayang, dan harapan
semu yang aku sendiri tak lebih tahu. Adakah
kesalahan yang aku lakukan…? Tentang rasa..? maaf, aku tak mampu menjawabnya,
aku sendiri tak tahu jawaban yang sebenarnya. Namun ketahuilah aku
mengharapkanmu.
Apakah
kau dengar semua kata-kataku ini, atau paling tidak kau mampu merasakan
rintihan hatiku. Aku ingin meski ku
tak bisa. Haruskah aku pergi jauh meninggalkanmu, melupakanmu yang selalu tak
pedulikanku yang tak pernah menginginkanku tuk berada sedikitpun disampingmu.
Dalam tangis kerinduan, malam ini tak sanggup untuk aku lupakan.
Kesemuan
menjadi ratu, rasa hanya harapan belaka, tinggal menunggu waktu, besok atau
malam nanti.
18/03/13
0 komentar:
Post a Comment
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.