BUKU I
BAB 4
Peran Umat Islam dalam Ilmu Sains
Di dalam
Islam Ilmu sains digolongkan sebagai ilmu hayat (kemaslahatan
dunia), yakni ilmu yang berguna bagi manusia dengan menggunakan akal,
eksperimen atau penemuan. Ilmu ini juga dikenal dengan beberapa nama seperti:
ilmu kauniyah (Alam), ilmu taqniyah (teknik) ilmu tathbiqiyah
(praktik) dan ilmu eksperimen.
Di bawah
naungan islam dan para ilmuan muslim, kedudukan ilmu sains mencapai puncaknya.
Bahkan pakar ilmuan dari prancis Gustave Le Bon mengatakan, seandainya kaum
muslimin menjadi penguasa di Prancis, niscaya negara itu akan seperti Cordova-Spanyol.
Berkembangnya ilmu sains pada waktu itu dipengaruhi 2 tindakan cerdas lagi
kreatifnya para ilmuan muslim yaitu: 1. Perkembangan ilmu yang senantiasa
bergantian. 2. Selalu menemukan ilmu-ilmu baru.
1.
Perkembangan ilmu yang senantiasa
bergantian.
Pada
puncak peradaban kaum muslimin ada beberapa ilmu yang mengalami perkembangan
dan senantiasa bergantian. Diantaranya: a. Ilmu kedokteran, b. Ilmu fisika, c.
Ilmu optik (mata), d. Ilmu arditektur, e. Ilmu geografi, dan f. Ilmu astronomi.
a.
Kedokteran.
Jika
ada orang yang sakit, masyarakat arab jahiliyah dahulu selelu memanggilkan tabib
(dukun Red.) untuk mengobatinya. Namun ketika islam datang, Rosululloh
menganjurkan untuk berobat, seperti halnya Rosululloh yang berobat dengan madu
dan kurma yang dikenal dengan Tibbun Nabawi (pengobatan nabi). Karena
dalam pengobatan islam bukan sekedar mendiagnosis penyakit lalu selesai, namun
meliputi dasar-dasar penelitian, serta anjuran untuk melaksanakan pola hidup
sehat.
Untuk
mengetahui ilmu kedokteran lebih dalam dan terperinci, para ilmuan kedoteran
muslim juga belajar ilmu kedokteran dari Yunani, dokter-dokter Romawi serta
negeri-negeri yang telah ditaklukkan islam. Selain itu para ilmuan muslim juga
menerjemah berbagai karya dibidang kedokteran yang waktu itu terjadi semasa ke-kholifahan
bani Umayyah.
Sehingga
pada waktu itu lahirlah berbagai ilmuan spesialis kedokteran, seperti:
spesialis mata, spesialis bedah, bekam, serta berbagai penyakit perempuan.
Para ilmuan ahli itu adalah:
- Abu Bakar
ar-Razi sebagai ilmuan paling ahli dalam kedokteran.
- Ali bin Isa
al-Khan (430/1039) sebagai dokter spesialis mata, juga telah mengarang buku
dengan judul at-Tadzkiroh al-kahalain.
- Abu Qosim
as-Zahrawi (403) sebagai ahli bedah juga penemu alat-alat bedah.
- Ibnu Sina
(428 H) ilmuan pertama penemu ilmu tentang parasit, ahli bedah, serta berbagai
penyakit yang ada sampai sekarang. juga mampu mengobati berbagai macam
penyakit.
- Thufail
dengan berbagai temuanya seperti Ancylostoma atau usus melingkar yang 900 tahun
mendahului ilmuan Itali. Yang mampu membedakan penyakit radang otak, penyakit
lumpuh, dengan berbagai sebab yang berbeda. Penyakit campak dll.
b.
Fisika
Tidak
hanya ilmu kedokteran, ilmuan muslim juga mendalami ilmu fisika dengan
kecerdasan serta keunggulan teori logika, para ilmuan muslim akhirnya mampu
mengembangkan ilmu fisika dengan penemuan-penemuan baru melebihi para ilmuan Yunani
yang mereka lebih dulu mempelajari ilmu fisika.
Perkembangan
ilmu fisika kala itu semakin pesat dengan didapatkannya kesimpulan baru dan
membahas secara tepat dan terperinci hukum gerakan, hukum cairan, hukum
gravitasi. Para ilmuan muslim itulah yang mampu menemukan bahwa suara itu timbul
dari gerakan tubuh yang terjadi. Bahkan mereka mampu membagi suara-suara dalam
berbagai macam, serta memberikan ulasan sebab-sebab bedanya suara yang timbul
tersebut.
Ilmuan-ilmuan muslim yang terkenal sebagai pakar fisika adalah:
-
Abu Raihan al-Biruni penemu
berbagai macam berat, serta rumus-ruus timbangan.
-
Al-Khazani murid dari Abu Raihan
al-Biruni ini penemu materi-materi gerakan (dinamika) ilmu hedrostetika serta
dua teori penolakan dan kecondongan. Yang sampai sekarang dikaji di
universitas-universitas. Al-khazani telah mendahului ilmuan Torreceli, blaise
pascal (1623-1662 M), Robert Powell (1627-1691 M) dan lainnya.
Para
ilmuan muslim telah lebih dulu mengetahui tentang berbagai pembahasan dalam
ilmu fisika serta mampu menjelaskan
berbagai kaidah-kaidahnya.
Seperti yang masyarakat umum telah ketahui,
bahwa teori-teori seperti mata merupakan daya gerakan cahaya, suara adalah daya
gerakan benda-benda padat (sinar), listrik adalah gerakan daya elektronik
adalah teori ilmuan Inggris Isaac Newton. Padahal penemu teori-teori itu adalah
ilmuan muslim yang tujuh abad lebih dahulu dari pada Newton. Hal itu terkuak setelah
beberapa ilmuan muslim abad 20 mengadakan penelitian dan kajian terhadap
manuskrip-manuskrip islam dalam bidang tersebut. Diantara mereka adalah Dr.
Musthofa Nazhif (fisikawan), Dr. Jalal Syauqi pakar arsitektur, dan Dr. Ali
Abdulloh ad-Difa ilmuan Matematika.
c.
Mata
Peran
kaum muslim dalam ilmu penglihatan telah menyelaraskan di akhir puncak
perkembangan yang tiada duanya. Namun, para ilmuan muslim masih menjadikan
berbagai pendapat dari bangsa Yunani serta bngsa-bangsa zaman kuno linnya
sebagai pegangan dalam mengadaka uji
coba terhadap ilmu ini.
Diantara ilmuan-ilmuan muslim dalam ilmu penglihatan adalah:
-
Abu Yusuf al-Kindi seorang ahli
filsafat yang memperkenalkan medan ilmu alamiah dan ilmu pandangan. Menjelaskan
tentang cahaya serta pengobatanya dala kitabnya yang terkenal yaitu ilmu al-Anazir.
-
Hasan bin Haitsam ilmuan muslim
yang mampu menerangkan sifat rinci tentang mata dan lensa mata dengan perantara
kedua mata. Teori-teorinya dijadikan pegangan oleh ilmuan-ilmuan asing, bahkan
ada yang menisbatkan penemuan-penemuan itu adalah hasil mereka. Seperti Rogger
Bacon, Keppler dan ilmuan barat lainnya. Al-Haitsam adalah orang pertama yang
menggunakan kamar hitam sebagai sarana
dasar fotografi. Karyanya adalah al-Manazhir. Dia juga meunlis masalah-msalah
mata hampir 24 materi. Namun buku dan makalah-makalahnya banyak yang hilang
diantara yang tersisa dapat dijumpai di perpustakan istanbul, dan london.
Al-Haitsam
juga orang pertama yang menggunakan istilah bagian-bagian mata dengan
penyebutan nama-nama yang telah diadopsi ilmuan barat, seperti : Cornea,
Retina, Vitrous Humour, Aqueous Humour. Orang pertama yang mengadakan ujicoba
dengan sarana alat cahaya mendahului ilmuan-ilmuan Italia, Loenardo Da Vinci,
dan De la Borta. Al-Haitsam Juga orang pertama yang meletakan teori pantulan
dan kecondongan dalam ilmu cahaya.
d.
Arsitektur.
Arsitektur
adalah ilmu yang sudah ada sejak dahulu. Bahkan sejak zaman mesir kuno, ilmu
arsitek ini sudah ada. Yang kemudian semakin berkembang pada zaman peradaban Babilonia
serta Yunani. Bahkan ilmuan Yunani Eclides pengarang buku Elements of
Architecture (ushul al-handasah) merupakan buku paling terkenal sepanjang
sejarah, yang diboyong ke Eropa dan diterjemahkan ke berbagai bahasa termasuk
bahasa Arab.
Lewat
buku tersebut ilmu arsitek mulai masuk ke dunia Arab. Dengan kecerdasan dan
jeniusannya, para ilmuan musim dapat memperbaiki dan mengembangkan ilmu arsitek
lebih luas. Mereka membaginya menjadi dua, aqliyah (nalar/matematik)
berupa teori-teori, dan Hissiyah (seni atau sentuhan) berkaitan dengan praktik
dalam seni. Para ilmuan muslim mengaitkan ilmu arsitek dengan berbegai cabang
ilmu yang mengulas angka, jarak, bentuk benda, bagian benda serta ukuran benda.
Diantara tokoh-tokoh ilmuan muslim yang menguasai ilmu arsitek
adalah:
-
al-Biruni.
-
Ibnu Haitsami.
-
Tsabit bin Qurroh penulis buku
al-jabar serta menjelaskan hubungan ilmu al-jabar dengan arsitek dan bagaimana
cara menyatukannya.
-
Nashiruddin At-Thusi orang pertaman
yang megambil [perhatian terhadap kelemahan Ecluides dalam teori keseimbangan
dalam bukunya ar-Risalah Syafiyah an Syakki fil Khututh al-mutawazinah.
Kaum
muslimin melahirkan begitu banyak katerangan di bidang arsitektur, penjabaran
dan susunan arsitek, materi-materi yang berhubungan dengan maslah tersebut.
Bahkan seorang orientalis Prancis Baron Carra de Vaux mengakui pesatnya
peradaban islam, yang bahkan waktu itu mampu menemukan angka nol, yang belum
pernah ditemukan ilmuan manapun sebelumnya.
Para pakar
matematika telah menetapkan bahwa angaka nol merupakan tujuan paing besar yang telah
dicapai oleh manusia. Dengan angka nol ini jadilah lurus hitungan yang
didasarkan dengan ketetapan bilangan sepertisatu, sepuluh, dua puluh dan serusnya. Dari sini
terlihat kehebatan kaum muslim ddalam bidang arsitektur yang tidak bisa
dipungkiri lagi.
e.
Geografi.
Geografi
merupakan ilmu yang lahir sebelum islam. Bangsa Arab menjadikan ilmu Yunani
khususnya Ptolomaeus sebagai awal petunjuk dalam ilmu geografi. Namun para
ilmuan muslim terus mengembangkan pengetahuannya, bahkan pada puncaknya, para
ilmuan muslim dalam ilmu geografi mampu menemukan beragai teuan serta berbagai
teori dan ilmu-ilmu yang lainnnya.
Para
ilmuan membuat tiga tingkatan Dalam angka menyempurnakan dan memperluas wawasan
serta menambah pengetahuan tentang ilmu geografi.
1.
Membetulkan keasalahan-kesalahan
terdahulu.
2.
Menjelaskan perbedaan untuk pengetahuan dan
negara.
3.
Tambahan serta temuan-temuan
baru.
Awal
dari perjalanan ilmu Geografi ini diawali oleh pendapat Hektatius 500 SM
sebagai bapak Geografi bangsa Yunani, bahwa bumi berbentuk bulat dan pipih
melingkar, diliputi air yang bergelombang di setiap sudutnya. Begitu pula yang
diutaraka oleh Plato (348 SM). Berbeda dengan itu, Cosmas, salah seorang bapak
Geografi bangsa Romawi menyatakan “ alam semesta ini menyerupai roda. Airnya
meyelimuti sekelilingnya dari setiap arah. Masalah ini memuncak dan terjadilah
pertentangan antar keduanya.
Sebagai jalan tengah, para ilmuan muslim mengkaji
keduanya, dan menyatakan apa yang mereka utarakan itu benar semua, sehingga
tidak ada perselisihan antar keduanya. Para iluan muslim tersebut adalah Ibnu
Khardzabah (242H/885M), Ibnu Rustah (290H/903M). Abu Ali al-Marakisyi
(660H/1262M) adalah orang pertama yang meletakkan garis-garis panjang dan lebar
pada gobe. Syarif al-Idrisi, bahkan beliau membuat peta dan diakui peta
tersebut lebih detail, lebih luas, besar secara terperinci. Al-Mas’udi
(346H/957M) seorang sejarawan juga peneliti. Beliau juga mempunyai peta, beliau
menggambarkan ketersambungan antara samudera Hindia dengan samudera Atlantik di
sekitar afrika.
Dari
penjelasan ini mereka membangun kapal arab dan pergi mendatangi india dan
sebelah barat afrika. Kapal tersebut telah lebih dulu menjalankan misi
perjalanan seperti yang dilakuan oleh Vasco De Gama dengan selisih 27 tahun.
Bahkan Vasco De Gama dalam catatanya menyebutkan kapal arab yang mereka jumpai
membawa peralatan lebih canggih.
Pengetahuan-pengetahuan
tentang bentuk bumi yang bulat pun lebih awal dibandingkan ilmuan-ilmuan barat
seperti Copernicus (1543) yang juga menyatakan demikian. Kholifah al Ma’mun (218H/833M) adalah orang pertama yang
melakukan percoban analogi memisahkan bola bumi. Bahkan beliau mampu mengukur
luas bumi dengan hanya menggunaan dua pasak dan tali. Beliau mendapati luas
bumi 56,66 mil sedangkan menurut ilmu kontemporer adalah 65,93 mil presentsase
kesalahanya tidak sampai 3%.
f. Astronomi
Dalam
islam ilmu Astronomi disebut juga ilmu falak. Sejak pertama kaum muslim telah
menguak perkembangan tentang ilmu falak. Ilmuan falak yang paling terkenal
adalah Musa bin Syakir pada masa Kholifah al-Ma’mun. Lalu dilanjutkan
anak-anaknya pada masa Kholifah Abasyiah.
Kala
pemerintahan Kholifah al-Ma’ mun, penelitian ilmu falak terus berkembang. Al-ma’mun
mengumpulkan ahli falak untuk meneropong bintang-bintang. Bahkan al-Ma’mun
membangun teropong-teropong diberbagai penjuru negeri islam.
Kaum
muslim juga menggunakan almanak untuk menghitung bintang-bintang langit. Di atara
yang paling terkenal dalam almanak perbintangan adalah:
-
Almanak Ibnu Yunus.
-
al-Farghoni yang bukunya sampai
sekarang dijadikan rujukan di Eropa dan Asia.
-
al-Batani.
-
Abdurohman as-Sufi, ilmuan pertama
yang meletakkan jadwal secara detail bintang yang terbit.
-
Abu wafa’ al-buzajani(328-388H).
-
Ishaq an-Naqosh az-Zarqoni
(420-480H).
-
Abu Basar Bahaudin al-Khoroqi dan
lan sebagainya.
2.
Penemuan
Ilmu Baru
Seiring
berkembanya ilmu pengetahuan, para ilmuan muslim mengembangkan berbagai bidang
ilmu. Bahkan mereka menemukan dasar-dasar ilmu seperti: Kimia, Apoteker, Geologi,
al-jabar dan Mekanika.
a.
Kimia.
Sebelum
peradaban islam datang, ilmu kimia hanya sebatas percobaan dan eskperimen.
Namun para ilmuan muslim menciptakan kimia dengan menjelaskan ilmu pengetahuan.
Ilmu kimia dan semisalnya ini muncul bersamaan dengan ilmuan Kholid bin Yazis, Jabir
bin Hayyan, Imam ar-Razi dan lain sebaganya.
Secara
umum kaum muslim juga telah menemukan
dasar-sasar terpenting dalam ilmu kimia dan misterinya, seperti: air perak,
minyak zaitun, air emas, hajar jahanam, silmani, rasib merah dll. Mereka juga
menggunakan ilmu tersebut sebagai pengobatan dan menciptakan obat.
b.
Apoteker.
Berkembangnya
ilmu kimia sebagai dasar pengobatan dan membuat obat membuat kaum muslimin
memperoleh pengetahuan baru khususnya ilmu apoteker. Mereka mengumpulka
berbagai tananaman obat dengan berbagai bahasa yang berbeda. Percobaan itu dilakukan
oleh Rosyiduddin as-Shuri ilmun nabati dan kedokteran.
Dalam
hal ini ada berbagai buku karangan ilmuan-ilmuan muslim seperti:
-
Al-Hawi oleh
ar-Razi.
-
Shaidaliyah wa Tibb oleh al-Biruni.
-
Kamil Shona’ah oleh Ali
bin Abas dan
-
Al-Qonun oleh Ibnu Sina.
Buku-buku
tersebut menjadi referensi berbagai pengobatan serta peracikan obat. Ibnu ar-Razi
membagi obat menjadi empat: 1. Bahan bumi (tamabng) 2. Bahan nabati (herbal) 3.
Bahan hewani 4. Obat-obat pecah. Ar razi sangat pandai dalam meracik obat.
a.
Geologi.
Geologi
adalah ilmu yang mengkaji tentang lapisan bumi. Pada jaman Yunani Geologi hanya
sebatas kepercayaan bahwa bumi terdiri dari unsur air, api, udara dan tanah. Lebih
lanjut, ilmuan muslim mengarahkan penelitianya ke arah yang lebih ilmiah dan
benar.
Mereka
mempelajari batu, gunung, air, tambang bumi, pasang surut, getaran lempeng
serta gunung meletus. Beberapa ilmuan yang berkecimpung di dalamya adalah: al-Kindi,
ar-Razi, al-Farabi, al-Mas’ud, Ikhwah Shafa, al-Maqdis, al-Biruni, ibnu Sina,
al-Idris, al-Hiamawi, al-Quzuni dan masih banyak lagi.
Menurut
kaum muslimin ilmu Geologi berkaitan
erat dengan ilmu lain dalam perkembangannya. Maka dari itu, para ilmuan
muslim mengembangkannya ke berbagai buku berjilid-jilid dengan nama yang
berbeda. Seperti halnya Ibnu Sina di dalam bukunya yang mengulas tentang
terjadinya gempa, tambang, meteorologi dan bebatuan. Seperti halnya Athar bin Muhammad
al-Hizbi dan ar-Razi.
Sedangkan
mengenai pasang surut air keterangannya dapat ditemukan dibuku-buku karangan
al-Kindi, al-Mas’ud, al-Biruni, al-Idris dan masih bayak lagi.
b.
Aljabar.
Al
khowarizmi(232H/846M) dikenal sebagai bapak al-jabar, ilmuan muslim orang
pertama yang menggunakan kalimat al-jabar atau penemu ilmu al-jabar. Nama al-jabar
ini telah diadopsi ke berbagai negara. Al-jabar wal Muqobalah merupakan
buku induk karangan al-khawarizmi yang sampai sekarang masih digunakan sebagai
rujukan-rujukan di berbagai nengara dan telah diterjemahkan ke berbagai bahasa.
Selain al-Khowarizmi banyak sekali ilmuan muslim yang melahirkan cabang-cabang
baru dalam ilmu matematika. Seperti Ghiyatsuddin jamsyid orang pertama yang
meletakan tanda pecahan sepuluh. Al-Qolshodi al-andalusi, penemu rumus hitung,
tambah, kurang, kali, dan bagi. Dan masih banyak lagi.
c.
Mekanika.
Perkembangan
keilmuan islam juga mencapai ilmu mekanik. Tujuan kaum muslimin mengembangkan
alat untuk menggantikan segala perkerjaan yang memberatkan. Alat-alat mekanik
yang dicipakan oleh ilmuan muslim adalah penggerak udara (aerodinamika),
hedrodinamika, bendungan air, jembatan, perlengkapan bangunan dan sebagainya. Beberapa
ilmuan muslim di bidang mekanik ini adalah Bani Musa bin Syakir.
Yaitu
anak-anak Musa bin Syakir, tiga bersaudata Muhammad (sulung, 209H/873M)
Ahmad dan Hasan(261H). Mereka ahli dalam bidang matematika, falak,
ilmu eksperimen dan teknik. Terkenal dengan karyanya Hila Bani Musa.
Banyak
alat-alat mekanik yang mereka ciptakan, seperti air mancur dengan berganti
model atau bentuk, sumbu, teropong, alat-alat untuk bretani, dan lain
sebagainya.
Badi’
az- Zaman al-Jazari menemukan alat penyedot air, patung yang bisa bergerak
sendiri, pipa dan lain sebaginya. Taqiyuddin ad-Damaskusi hidup pada abad 10H
pengarang buku Thariqus Saniyah fi Atal Ruhaniayah. Berisi
penjelasan berbagai alat mekanik seperti jam air, jam pasir, gir,
pancuran air, dan banyak lagi.
Para
arsitek ahli teknik pada era peradaban kaum Muslimin mengikuti metode ilmiah
pad setiap perbuatan mereka. Mereka memulainya dari kondisi yang sukar, kemudia
menyiptakan contoh-contoh sebagai ringkasan dari apa yang mereka laksanakan.
maka tidak bisa dipungkiri bahwa ahli-ahli pada masa sekarang mendapatkan
berbagai macam alat transportasi dan lain sebagainya.
0 komentar:
Post a Comment
Click to see the code!
To insert emoticon you must added at least one space before the code.