Breaking News
Loading...
Tuesday, April 19, 2016

Peran Umat Islam dalam Ilmu Sains

9:49 AM


BUKU I
BAB 4
Peran Umat Islam dalam Ilmu Sains

Di dalam Islam Ilmu sains digolongkan sebagai ilmu hayat (kemaslahatan dunia), yakni ilmu yang berguna bagi manusia dengan menggunakan akal, eksperimen atau penemuan. Ilmu ini juga dikenal dengan beberapa nama seperti: ilmu kauniyah (Alam), ilmu taqniyah (teknik) ilmu tathbiqiyah (praktik) dan ilmu eksperimen.

Di bawah naungan islam dan para ilmuan muslim, kedudukan ilmu sains mencapai puncaknya. Bahkan pakar ilmuan dari prancis Gustave Le Bon mengatakan, seandainya kaum muslimin menjadi penguasa di Prancis, niscaya negara itu akan seperti Cordova-Spanyol. Berkembangnya ilmu sains pada waktu itu dipengaruhi 2 tindakan cerdas lagi kreatifnya para ilmuan muslim yaitu: 1. Perkembangan ilmu yang senantiasa bergantian. 2. Selalu menemukan ilmu-ilmu baru.

1.                       Perkembangan ilmu yang senantiasa bergantian.
Pada puncak peradaban kaum muslimin ada beberapa ilmu yang mengalami perkembangan dan senantiasa bergantian. Diantaranya: a. Ilmu kedokteran, b. Ilmu fisika, c. Ilmu optik (mata), d. Ilmu arditektur, e. Ilmu geografi, dan f. Ilmu astronomi.

a.                       Kedokteran.
Jika ada orang yang sakit, masyarakat arab jahiliyah dahulu selelu memanggilkan tabib (dukun Red.) untuk mengobatinya. Namun ketika islam datang, Rosululloh menganjurkan untuk berobat, seperti halnya Rosululloh yang berobat dengan madu dan kurma yang dikenal dengan Tibbun Nabawi (pengobatan nabi). Karena dalam pengobatan islam bukan sekedar mendiagnosis penyakit lalu selesai, namun meliputi dasar-dasar penelitian, serta anjuran untuk melaksanakan pola hidup sehat.

Untuk mengetahui ilmu kedokteran lebih dalam dan terperinci, para ilmuan kedoteran muslim juga belajar ilmu kedokteran dari Yunani, dokter-dokter Romawi serta negeri-negeri yang telah ditaklukkan islam. Selain itu para ilmuan muslim juga menerjemah berbagai karya dibidang kedokteran yang waktu itu terjadi semasa ke-kholifahan bani Umayyah.
Sehingga pada waktu itu lahirlah berbagai ilmuan spesialis kedokteran, seperti: spesialis mata, spesialis bedah, bekam, serta berbagai penyakit perempuan.
Para ilmuan ahli itu adalah:
-       Abu Bakar ar-Razi sebagai ilmuan paling ahli dalam kedokteran.
-       Ali bin Isa al-Khan (430/1039) sebagai dokter spesialis mata, juga telah mengarang buku dengan judul at-Tadzkiroh al-kahalain.
-       Abu Qosim as-Zahrawi (403) sebagai ahli bedah juga penemu alat-alat bedah.
-       Ibnu Sina (428 H) ilmuan pertama penemu ilmu tentang parasit, ahli bedah, serta berbagai penyakit yang ada sampai sekarang. juga mampu mengobati berbagai macam penyakit.
-       Thufail dengan berbagai temuanya seperti Ancylostoma atau usus melingkar yang 900 tahun mendahului ilmuan Itali. Yang mampu membedakan penyakit radang otak, penyakit lumpuh, dengan berbagai sebab yang berbeda. Penyakit campak dll.

b.                      Fisika
Tidak hanya ilmu kedokteran, ilmuan muslim juga mendalami ilmu fisika dengan kecerdasan serta keunggulan teori logika, para ilmuan muslim akhirnya mampu mengembangkan ilmu fisika dengan penemuan-penemuan baru melebihi para ilmuan Yunani yang mereka lebih dulu mempelajari ilmu fisika.
Perkembangan ilmu fisika kala itu semakin pesat dengan didapatkannya kesimpulan baru dan membahas secara tepat dan terperinci hukum gerakan, hukum cairan, hukum gravitasi. Para ilmuan muslim itulah yang mampu menemukan bahwa suara itu timbul dari gerakan tubuh yang terjadi. Bahkan mereka mampu membagi suara-suara dalam berbagai macam, serta memberikan ulasan sebab-sebab bedanya suara yang timbul tersebut.
Ilmuan-ilmuan muslim yang terkenal sebagai pakar fisika adalah:
-          Abu Raihan al-Biruni penemu berbagai macam berat, serta rumus-ruus timbangan.
-          Al-Khazani murid dari Abu Raihan al-Biruni ini penemu materi-materi gerakan (dinamika) ilmu hedrostetika serta dua teori penolakan dan kecondongan. Yang sampai sekarang dikaji di universitas-universitas. Al-khazani telah mendahului ilmuan Torreceli, blaise pascal (1623-1662 M), Robert Powell (1627-1691 M) dan lainnya.
Para ilmuan muslim telah lebih dulu mengetahui tentang berbagai pembahasan dalam ilmu fisika  serta mampu menjelaskan berbagai kaidah-kaidahnya.

 Seperti yang masyarakat umum telah ketahui, bahwa teori-teori seperti mata merupakan daya gerakan cahaya, suara adalah daya gerakan benda-benda padat (sinar), listrik adalah gerakan daya elektronik adalah teori ilmuan Inggris Isaac Newton. Padahal penemu teori-teori itu adalah ilmuan muslim yang tujuh abad lebih dahulu dari pada Newton. Hal itu terkuak setelah beberapa ilmuan muslim abad 20 mengadakan penelitian dan kajian terhadap manuskrip-manuskrip islam dalam bidang tersebut. Diantara mereka adalah Dr. Musthofa Nazhif (fisikawan), Dr. Jalal Syauqi pakar arsitektur, dan Dr. Ali Abdulloh ad-Difa ilmuan Matematika.

c.                       Mata
Peran kaum muslim dalam ilmu penglihatan telah menyelaraskan di akhir puncak perkembangan yang tiada duanya. Namun, para ilmuan muslim masih menjadikan berbagai pendapat dari bangsa Yunani serta bngsa-bangsa zaman kuno linnya sebagai  pegangan dalam mengadaka uji coba terhadap ilmu ini.
Diantara ilmuan-ilmuan muslim dalam ilmu penglihatan adalah:
-          Abu Yusuf al-Kindi seorang ahli filsafat yang memperkenalkan medan ilmu alamiah dan ilmu pandangan. Menjelaskan tentang cahaya serta pengobatanya dala kitabnya yang terkenal yaitu ilmu al-Anazir.
-          Hasan bin Haitsam ilmuan muslim yang mampu menerangkan sifat rinci tentang mata dan lensa mata dengan perantara kedua mata. Teori-teorinya dijadikan pegangan oleh ilmuan-ilmuan asing, bahkan ada yang menisbatkan penemuan-penemuan itu adalah hasil mereka. Seperti Rogger Bacon, Keppler dan ilmuan barat lainnya. Al-Haitsam adalah orang pertama yang menggunakan kamar hitam sebagai  sarana dasar fotografi. Karyanya adalah al-Manazhir. Dia juga meunlis masalah-msalah mata hampir 24 materi. Namun buku dan makalah-makalahnya banyak yang hilang diantara yang tersisa dapat dijumpai di perpustakan istanbul, dan london.
Al-Haitsam juga orang pertama yang menggunakan istilah bagian-bagian mata dengan penyebutan nama-nama yang telah diadopsi ilmuan barat, seperti : Cornea, Retina, Vitrous Humour, Aqueous Humour. Orang pertama yang mengadakan ujicoba dengan sarana alat cahaya mendahului ilmuan-ilmuan Italia, Loenardo Da Vinci, dan De la Borta. Al-Haitsam Juga orang pertama yang meletakan teori pantulan dan kecondongan dalam ilmu cahaya.

d.                      Arsitektur.
Arsitektur adalah ilmu yang sudah ada sejak dahulu. Bahkan sejak zaman mesir kuno, ilmu arsitek ini sudah ada. Yang kemudian semakin berkembang pada zaman peradaban Babilonia serta Yunani. Bahkan ilmuan Yunani Eclides pengarang buku Elements of Architecture (ushul al-handasah) merupakan buku paling terkenal sepanjang sejarah, yang diboyong ke Eropa dan diterjemahkan ke berbagai bahasa termasuk bahasa Arab.

Lewat buku tersebut ilmu arsitek mulai masuk ke dunia Arab. Dengan kecerdasan dan jeniusannya, para ilmuan musim dapat memperbaiki dan mengembangkan ilmu arsitek lebih luas. Mereka membaginya menjadi dua, aqliyah (nalar/matematik) berupa teori-teori, dan Hissiyah (seni atau sentuhan) berkaitan dengan praktik dalam seni. Para ilmuan muslim mengaitkan ilmu arsitek dengan berbegai cabang ilmu yang mengulas angka, jarak, bentuk benda, bagian benda serta ukuran benda.
Diantara tokoh-tokoh ilmuan muslim yang menguasai ilmu arsitek adalah:
-          al-Biruni.
-          Ibnu Haitsami.
-          Tsabit bin Qurroh penulis buku al-jabar serta menjelaskan hubungan ilmu al-jabar dengan arsitek dan bagaimana cara menyatukannya.
-          Nashiruddin At-Thusi orang pertaman yang megambil [perhatian terhadap kelemahan Ecluides dalam teori keseimbangan dalam bukunya ar-Risalah Syafiyah an Syakki fil Khututh al-mutawazinah.
Kaum muslimin melahirkan begitu banyak katerangan di bidang arsitektur, penjabaran dan susunan arsitek, materi-materi yang berhubungan dengan maslah tersebut. Bahkan seorang orientalis Prancis Baron Carra de Vaux mengakui pesatnya peradaban islam, yang bahkan waktu itu mampu menemukan angka nol, yang belum pernah ditemukan ilmuan manapun sebelumnya.
Para pakar matematika telah menetapkan bahwa angaka nol merupakan tujuan paing besar yang telah dicapai oleh manusia. Dengan angka nol ini jadilah lurus hitungan yang didasarkan dengan ketetapan bilangan sepertisatu,  sepuluh, dua puluh dan serusnya. Dari sini terlihat kehebatan kaum muslim ddalam bidang arsitektur yang tidak bisa dipungkiri lagi.

e.                       Geografi.
Geografi merupakan ilmu yang lahir sebelum islam. Bangsa Arab menjadikan ilmu Yunani khususnya Ptolomaeus sebagai awal petunjuk dalam ilmu geografi. Namun para ilmuan muslim terus mengembangkan pengetahuannya, bahkan pada puncaknya, para ilmuan muslim dalam ilmu geografi mampu menemukan beragai teuan serta berbagai teori dan ilmu-ilmu yang lainnnya.
Para ilmuan membuat tiga tingkatan Dalam angka menyempurnakan dan memperluas wawasan serta menambah pengetahuan tentang ilmu geografi.
1.                  Membetulkan keasalahan-kesalahan terdahulu.
2.                   Menjelaskan perbedaan untuk pengetahuan dan negara.
3.                  Tambahan serta temuan-temuan baru.
Awal dari perjalanan ilmu Geografi ini diawali oleh pendapat Hektatius 500 SM sebagai bapak Geografi bangsa Yunani, bahwa bumi berbentuk bulat dan pipih melingkar, diliputi air yang bergelombang di setiap sudutnya. Begitu pula yang diutaraka oleh Plato (348 SM). Berbeda dengan itu, Cosmas, salah seorang bapak Geografi bangsa Romawi menyatakan “ alam semesta ini menyerupai roda. Airnya meyelimuti sekelilingnya dari setiap arah. Masalah ini memuncak dan terjadilah pertentangan antar keduanya.

Sebagai jalan tengah, para ilmuan muslim mengkaji keduanya, dan menyatakan apa yang mereka utarakan itu benar semua, sehingga tidak ada perselisihan antar keduanya. Para iluan muslim tersebut adalah Ibnu Khardzabah (242H/885M), Ibnu Rustah (290H/903M). Abu Ali al-Marakisyi (660H/1262M) adalah orang pertama yang meletakkan garis-garis panjang dan lebar pada gobe. Syarif al-Idrisi, bahkan beliau membuat peta dan diakui peta tersebut lebih detail, lebih luas, besar secara terperinci. Al-Mas’udi (346H/957M) seorang sejarawan juga peneliti. Beliau juga mempunyai peta, beliau menggambarkan ketersambungan antara samudera Hindia dengan samudera Atlantik di sekitar afrika.


Dari penjelasan ini mereka membangun kapal arab dan pergi mendatangi india dan sebelah barat afrika. Kapal tersebut telah lebih dulu menjalankan misi perjalanan seperti yang dilakuan oleh Vasco De Gama dengan selisih 27 tahun. Bahkan Vasco De Gama dalam catatanya menyebutkan kapal arab yang mereka jumpai membawa peralatan lebih canggih.
Pengetahuan-pengetahuan tentang bentuk bumi yang bulat pun lebih awal dibandingkan ilmuan-ilmuan barat seperti Copernicus (1543) yang juga menyatakan demikian. Kholifah al Ma’mun  (218H/833M) adalah orang pertama yang melakukan percoban analogi memisahkan bola bumi. Bahkan beliau mampu mengukur luas bumi dengan hanya menggunaan dua pasak dan tali. Beliau mendapati luas bumi 56,66 mil sedangkan menurut ilmu kontemporer adalah 65,93 mil presentsase kesalahanya tidak sampai 3%.

f.             Astronomi
Dalam islam ilmu Astronomi disebut juga ilmu falak. Sejak pertama kaum muslim telah menguak perkembangan tentang ilmu falak. Ilmuan falak yang paling terkenal adalah Musa bin Syakir pada masa Kholifah al-Ma’mun. Lalu dilanjutkan anak-anaknya pada masa Kholifah Abasyiah.

Kala pemerintahan Kholifah al-Ma’ mun, penelitian ilmu falak terus berkembang. Al-ma’mun mengumpulkan ahli falak untuk meneropong bintang-bintang. Bahkan al-Ma’mun membangun teropong-teropong diberbagai penjuru negeri islam.
Kaum muslim juga menggunakan almanak untuk menghitung bintang-bintang langit. Di atara yang paling terkenal dalam almanak perbintangan adalah:
-          Almanak Ibnu Yunus.
-          al-Farghoni yang bukunya sampai sekarang dijadikan rujukan di Eropa dan Asia.
-          al-Batani.
-          Abdurohman as-Sufi, ilmuan pertama yang meletakkan jadwal secara detail bintang yang terbit.
-          Abu wafa’ al-buzajani(328-388H).
-          Ishaq an-Naqosh az-Zarqoni (420-480H).
-          Abu Basar Bahaudin al-Khoroqi dan lan sebagainya.

2.                      Penemuan Ilmu Baru
Seiring berkembanya ilmu pengetahuan, para ilmuan muslim mengembangkan berbagai bidang ilmu. Bahkan mereka menemukan dasar-dasar ilmu seperti: Kimia, Apoteker, Geologi, al-jabar dan Mekanika.

a.       Kimia.
Sebelum peradaban islam datang, ilmu kimia hanya sebatas percobaan dan eskperimen. Namun para ilmuan muslim menciptakan kimia dengan menjelaskan ilmu pengetahuan. Ilmu kimia dan semisalnya ini muncul bersamaan dengan ilmuan Kholid bin Yazis, Jabir bin Hayyan, Imam ar-Razi dan lain sebaganya.
Secara umum kaum muslim juga  telah menemukan dasar-sasar terpenting dalam ilmu kimia dan misterinya, seperti: air perak, minyak zaitun, air emas, hajar jahanam, silmani, rasib merah dll. Mereka juga menggunakan ilmu tersebut sebagai pengobatan dan menciptakan obat.

b.     Apoteker.
Berkembangnya ilmu kimia sebagai dasar pengobatan dan membuat obat membuat kaum muslimin memperoleh pengetahuan baru khususnya ilmu apoteker. Mereka mengumpulka berbagai tananaman obat dengan berbagai bahasa yang berbeda. Percobaan itu dilakukan oleh Rosyiduddin as-Shuri ilmun nabati dan kedokteran.
Dalam hal ini ada berbagai buku karangan ilmuan-ilmuan muslim seperti:
-          Al-Hawi oleh ar-Razi.
-          Shaidaliyah wa Tibb oleh al-Biruni.
-          Kamil Shona’ah oleh Ali bin Abas dan
-          Al-Qonun oleh Ibnu Sina.
Buku-buku tersebut menjadi referensi berbagai pengobatan serta peracikan obat. Ibnu ar-Razi membagi obat menjadi empat: 1. Bahan bumi (tamabng) 2. Bahan nabati (herbal) 3. Bahan hewani 4. Obat-obat pecah. Ar razi sangat pandai dalam meracik obat.

a.                  Geologi.
Geologi adalah ilmu yang mengkaji tentang lapisan bumi. Pada jaman Yunani Geologi hanya sebatas kepercayaan bahwa bumi terdiri dari unsur air, api, udara dan tanah. Lebih lanjut, ilmuan muslim mengarahkan penelitianya ke arah yang lebih ilmiah dan benar.
Mereka mempelajari batu, gunung, air, tambang bumi, pasang surut, getaran lempeng serta gunung meletus. Beberapa ilmuan yang berkecimpung di dalamya adalah: al-Kindi, ar-Razi, al-Farabi, al-Mas’ud, Ikhwah Shafa, al-Maqdis, al-Biruni, ibnu Sina, al-Idris, al-Hiamawi, al-Quzuni dan masih banyak lagi.
Menurut kaum muslimin ilmu Geologi berkaitan  erat dengan ilmu lain dalam perkembangannya. Maka dari itu, para ilmuan muslim mengembangkannya ke berbagai buku berjilid-jilid dengan nama yang berbeda. Seperti halnya Ibnu Sina di dalam bukunya yang mengulas tentang terjadinya gempa, tambang, meteorologi  dan bebatuan. Seperti halnya Athar bin Muhammad al-Hizbi dan ar-Razi.
Sedangkan mengenai pasang surut air keterangannya dapat ditemukan dibuku-buku karangan al-Kindi, al-Mas’ud, al-Biruni, al-Idris dan masih bayak lagi.


b.                      Aljabar.
Al khowarizmi(232H/846M) dikenal sebagai bapak al-jabar, ilmuan muslim orang pertama yang menggunakan kalimat al-jabar atau penemu ilmu al-jabar. Nama al-jabar ini telah diadopsi ke berbagai negara. Al-jabar wal Muqobalah merupakan buku induk karangan al-khawarizmi yang sampai sekarang masih digunakan sebagai rujukan-rujukan di berbagai nengara dan telah diterjemahkan ke berbagai bahasa. Selain al-Khowarizmi banyak sekali ilmuan muslim yang melahirkan cabang-cabang baru dalam ilmu matematika. Seperti Ghiyatsuddin jamsyid orang pertama yang meletakan tanda pecahan sepuluh. Al-Qolshodi al-andalusi, penemu rumus hitung, tambah, kurang, kali, dan bagi. Dan masih banyak lagi.

c.                       Mekanika.
Perkembangan keilmuan islam juga mencapai ilmu mekanik. Tujuan kaum muslimin mengembangkan alat untuk menggantikan segala perkerjaan yang memberatkan. Alat-alat mekanik yang dicipakan oleh ilmuan muslim adalah penggerak udara (aerodinamika), hedrodinamika, bendungan air, jembatan, perlengkapan bangunan dan sebagainya. Beberapa ilmuan muslim di bidang mekanik ini adalah Bani Musa bin Syakir.
Yaitu anak-anak Musa bin Syakir, tiga bersaudata Muhammad (sulung, 209H/873M) Ahmad dan Hasan(261H). Mereka ahli dalam bidang matematika, falak, ilmu eksperimen dan teknik. Terkenal dengan karyanya Hila Bani Musa.

Banyak alat-alat mekanik yang mereka ciptakan, seperti air mancur dengan berganti model atau bentuk, sumbu, teropong, alat-alat untuk bretani, dan lain sebagainya.
Badi’ az- Zaman al-Jazari menemukan alat penyedot air, patung yang bisa bergerak sendiri, pipa dan lain sebaginya. Taqiyuddin ad-Damaskusi hidup pada abad 10H pengarang buku Thariqus Saniyah fi Atal Ruhaniayah. Berisi penjelasan berbagai alat mekanik seperti jam air, jam pasir, gir, pancuran air, dan banyak lagi.
Para arsitek ahli teknik pada era peradaban kaum Muslimin mengikuti metode ilmiah pad setiap perbuatan mereka. Mereka memulainya dari kondisi yang sukar, kemudia menyiptakan contoh-contoh sebagai ringkasan dari apa yang mereka laksanakan. maka tidak bisa dipungkiri bahwa ahli-ahli pada masa sekarang mendapatkan berbagai macam alat transportasi dan lain sebagainya.

0 komentar:

Post a Comment

 
Toggle Footer